Ini Kriteria dan Sosok Wagub Pilihan Ahok

Ada sejumlah nama yang sudah masuk dalam radar Ahok untuk menjadi pendampingnya di Pilkada DKI Jakarta 2017.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 28 Des 2015, 15:56 WIB
Diterbitkan 28 Des 2015, 15:56 WIB
Ahok Dapat Nilai Merah Dari DPRD
Gubernur Basuki Tjahaja Purnama saat menghadiri sidang paripurna DPRD DKI Jakarta terkait Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ), Kamis (23/4/2015). DPRD menilai kinerja pemda dan aparatnya pada tahun 2014 buruk. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama diam-diam sudah mulai menyaring sosok yang akan mendampinginya pada pilkada DKI Jakarta 2017 mendatang. Pria yang akrab disapa Ahok itu pun mulai membocorkan kriteria dan sosok yang sedang diincarnya.

"Ya saya pengennya wakil saya PNS, supaya stigma PNS yang malas, bodoh, korup bisa kita patahkan. Nah ini stigma PNS yang mau kita ubah," jelas Ahok di Balaikota, Jakarta, Senin (28/12/2015).

Namun, kata Ahok, lawan politiknya tak akan tinggal diam. " Kalau kita bisa ngajak PNS, nah orang bakal lihat track record PNS ini. Pasti pesaing akan cari kelemahan kita. Saya aja udah dicari-cari dari sekarang. Misalnya saya ngajak PNS A, nih orang cari nih kelemahannya. Kalau enggak ketemu berarti stigma PNS bisa hilang," lanjut Ahok.

Mantan Bupati Belitung Timur itu tidak menutup kemungkinan adanya PNS dari Jakarta dan dari kementerian yang akan mendampinginya. Beberapa sosok sudah masuk dalam radarnya.

"Adalah, kita sudah terawang nih. Ada tim kita lagi cari track record-nya seperti apa. banyak yang jujur kok," lanjut dia.

Saat ini, baru Sekretaris Daerah Saefullah yang muncul namanya dan menjadi balon gubernur dari Partai Gerindra. Selain itu, ada beberapa nama PNS eselon I yang tengah diliriknya, seperti Deputi Tata Ruang dan Lingkungan Hidup Oswar Mudzakir Mungkasa, Kepala BPKAD Heru Budi Hartono, dan Mantan Deputi Tata Ruang dan Lingkungan Hidup Sarwo Handayani  atau Yani.

"Ya salah satu Sekda masuk, Deputi Pak Oswar, Pak Heru enggak tau saya berani atau enggak karena harus berani mundur. Bu Yani sudah lewat, cari yang muda saja," ungkap Ahok.

"Kalau harus memilih, saya ambil PNS meskipun resiko saya enggak kepilih lagi. Saya ingin menghilangkan stigma PNS yang malas, bodoh, korup. Itu saja," pungkas Ahok.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya