Lawan Sindikat Narkoba, Polda Metro Minta Alat Canggih ke DPR

Modus penyelundupan narkotika dengan cara ditelan mulai ditinggalkan dan modus barunya adalah menyusupkan di dalam peti kemas.

oleh Audrey Santoso diperbarui 29 Des 2015, 16:07 WIB
Diterbitkan 29 Des 2015, 16:07 WIB
20150828-Penyelundupan-Narkoba-Jakarta-Deddy-Fauzi-El-Hakim
Sindikat Narkotika asal negara Nigeria yang diamankan petugas satuan BNN, Jakarta, Jumat (28/8/2015). BNN berhasil membongkar penyelundupan sabu seberat 103,8 kilogram yang dimasukkan ke dalam mesin sepeda motor dan alat pijat. (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Liputan6.com, Jakarta - Polda Metro Jaya mengakui sindikat narkotika internasional semakin lihai dalam melakukan penyelundupan. Diprediksi, modus penyelundupan narkotika dengan cara ditelan (swallow) mulai ditinggalkan dan modus barunya adalah menyusupkan di dalam peti kemas ekspedisi barang.

"Sistem telan atau swallow sudah jarang. Kalau mereka (sindikat) sekarang pasti menggunakan sistem kontainer," kata Direktur Reserse Narkotika Polda Metro Jaya Kombes Eko Daniyanto kepada Liputan6.com di Jakarta, Selasa (29/12/2015).

Pintarnya lagi, sindikat tak memasukkan narkobanya ke dalam benda yang mudah diterawang sinar X. Mereka akan memilih benda-benda yang lapisan permukaannya tebal seperti piston. Untuk mengimbangi akal bulus sindikat, Eko mengatakan pihaknya telah mengajukan pengadaan alat deteksi dan monitoring satelit yang canggih kepada DPR.

"Saat kami RDP (Rapat Dengar Pendapat) dengan DPR, kami ajukan alat deteksi yang canggih dan monitoring satelit. Oleh anggota dewan disetujui. Jaringan sindikat makin canggih dan mereka selalu eksperimen," ujar Eko.

Alat pendeteksi dan monitoring satelit tersebut, jelas Eko, akan banyak digunakan di wilayah perairan sekitar Jakarta karena pihaknya masih menilai sindikat narkotika tetap mencoba memasukkan barang haram melalui jalur laut. Di antara darat, laut, udara, pengawasan di jalur laut memiliki tingkat kesulitan tersendiri.

"Di laut, kami gunakan hp (handphone) satelit dan alat khusus, itu yang kita minta ke DPR. Sistemnya (sindikat) ekspedisi. Pengawasan dari sisi laut itu susah," tandas Eko.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya