BNN Sesalkan Penjagaan Lemah Pintu Masuk Penyelundupan Narkoba

Sindikat narkotika yang belakangan ini marak diungkap adalah sindikat Tiongkok-Malaysia-Jakarta.

oleh Dian KurniawanAudrey Santoso diperbarui 20 Mei 2015, 10:01 WIB
Diterbitkan 20 Mei 2015, 10:01 WIB
Penyidik BNN meringkus 2 wanita berinisial SA (45) dan AN (34) yang menjadi kurir sabu
Penyidik BNN meringkus 2 wanita berinisial SA (45) dan AN (34) yang menjadi kurir sabu, di Kantor BNN, Jakarta, Selasa (19/5). Keduanya ditangkap aparat BNN dengan barang bukti 12,29 kilogram sabu. (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Liputan6.com, Jakarta - Deputi Bidang Pemberantasan Narkotika Badan Narkotika Nasional (BNN) Irjen Pol Deddy Fauzy El Hakim menyesalkan lemahnya penjagaan di titik-titik masuk barang ekspor. Ia mengatakan sindikat narkotika yang belakangan ini marak diungkap adalah sindikat Tiongkok-Malaysia-Jakarta yang masuk lewat perairan menuju Kota Dumai, Riau baik melalui pelabuhan resmi maupun 'pelabuhan tikus'.

"Penyelundupan ini melalui paket kiriman berarti ini sudah bobol berapa kali dari wilayah pengiriman ke Jakarta. Misalnya dari wilayah perairan dan Dumai. Banyak (penjagaan) yang bolong-bolong baik di entry point yang legal maupun tidak legal," kata Deddy di Gedung BNN, Cawang, Jakarta Timur, Selasa (19/5/2015).

Ia mengatakan, pengungkapan kasus 2 wanita kurir sabu berinisial SA (45) dan AN (34) yang membawa 12.290 gram sabu salah satu gambaran penjagaan aparat yang longgar karena barang haram tersebut disinyalir dikirim dengan kapal laut dari daratan Tiongkok melalui Malaysia dan masuk ke Indonesia lewat Dumai hingga tiba di Jakarta melalui jalur darat. Ditambah lagi, sabu tersebut lolos dari pemeriksaan, padahal untuk mendeteksi sabu murni jauh lebih mudah dibanding mendeteksi sabu oplosan.

"Berarti pengamanan dan penjagaan kita begitu longgar. Kuat dugaan (sabu) ini dikirim dari Tiongkok-Malaysia-Dumai-Lampung sampai di rumah kos Hayam Wuruk,Jakarta. Sabu ini murni, belum dioplos. Kok bisa lolos? Ini yang harus jadi perhatian, bagaimana misalnya kerja Bea Cukai, polisi dan petugas yang jaga di entry point-nya ," ungkap Deddy.

Senada dengan pendapat Deddy, Kepala Humas BNN Kombes Pol Slamet Pribadi mengakui selama ini jalur masuk sabu dari Tiongkok memang melewati negara Malaysia kemudian transit di Pulau Rupat dan masuk melalui Indonesia lewat Dumai. Slamet membeberkan para sindikat itu mengelabui petugas misalnya dengan cara menyelipkan sabu di bawah peti mati atau pun di dalam barang elektronik seperti televisi dan DVD.

"Memang selama ini sabu kiriman dari Malaysia, ini jaringan Cina-Malaysia-Indonesia lewat pulau rupat-Dumai, lalu modusnya menyembunyikan di bawah peti mati. Kalau yang DVD baru kita lihat," ucap dia.

Slamet menjelaskan bahwa dirinya pernah bertanya kepada petugas bea cukai mengenai kebobolan-kebobolan yang telah terjadi. Jawaban yang dia dapat ialah petugas Bea Cukai tidak bisa melakukan pemeriksaan ulang terhadap barang-barang yang diterima karena percaya dengan pengecekan di negara asal barang tersebut.

"Saya pernah bertanya ke teman-teman Bea Cukai dan jawaban mereka ya mereka percaya dengan hasil pemeriksaan barang tersebut di negara asal sehingga saat ini tidak dibongkar lagi isinya. Mereka percaya saja," pungkas Slamet.

>>Jaga Perbatasan NKRI>>

Jaga Perbatasan NKRI

Jaga Perbatasan NKRI

Untuk menjaga keamanan wilayah perbatasan dari ancaman penyelundupan narkoba dan illegal logging, maka sebanyak dua batalyon atau 700 personel pasukan TNI AD dari Batalyon Infanteri 521 Macan Kumbang, Kediri, Jawa Timur dan Batalyon Infanteri 527 Baladibya Yudha, Lumajang, Jawa Timur diberangkatkan menuju tempat tugas di daerah perbatasan, Nunukan, Kalimantan Utara dan ke Malinau, Kalimantan Timur menggantikan personel sebelumnya yang bertugas selama 9 bulan.

Hal tersebut disampaikan Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Gatot Nurmantyo yang mengatakan bahwa para prajurit harus mewaspadai kerawanan penyelundupan narkoba dan illegal logging melalui jalur perbatasan. Mengingat wilayah perbatasan di sana jalurnya memang cukup panjang sehingga rawan dengan tindakan penyelundupan.

"Yang perlu kalian waspadai adalah bahaya penyelundupan narkoba dan illegal logging di daerah perbatasan, dan apabila prajurit menemukan kejadian seperti itu, maka pelaku dan barang bukti segera diamankan selanjutnya diserahkan kepada pihak kepolisian setempat," tutur dia setelah acara peninjauan kesiapan Satgas Yonif 527 Baladibya Yudha Lumajang, Jawa Timur, Selasa (19/5/2015).

Dia menambahkan, bagi prajurit TNI AD yang bertugas di wilayah perbatasan agar bisa membawa diri, mendekati dan mencintai masyarakat. Menjaga kehormatan TNI, bangsa dan negara.

"Selama di tempat tugas, jaga disiplin. Ini tugas negara, jaga perbatasan negara, dan laksanakan dengan penuh tanggung jawab. Dan, jangan sampai ada pelanggaran sedikitpun," imbuh dia.

Dan bagi prajurit yang paling berprestasi selama bertugas di perbatasan juga akan diproyeksikan untuk mengemban tugas selanjutnya. "Akan kami siapkan untuk dikirim mewakili pasukan penjaga perdamaian di luar negeri," pungkas KSAD.

Yonif 521 Macan Kumbang Kediri Jawa Timur menggantikan Yonif 433 Kostrad, Makassar dan Yonif 527 Baladibya Yudha Lumajang Jawa Timur menggantikan Yonif 405 Diponegoro. Dan pada acara peninjauan tersebut juga dihadiri oleh Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Eko Wiratmoko.

>>Kerap Kecolongan Kayu>>

Kerap Kecolongan Kayu

Kerap Kecolongan Kayu

KSAD Jenderal TNI Gatot Nurmantyo akan memberangkatkan dua batalyon menuju wilayah perbatasan antara Nunukan, Kalimantan Utara dengan Malaysia.

Hal tersebut dilakukan karena di wilayah tersebut sering terjadi praktik illegal logging atau pencurian kayu ilegal yang dilakukan oleh warga negara Malaysia.

"Biasanya yang sering terjadi di sana adalah pemindahan patok batas yang dilakukan oleh oknum orang Malaysia," tutur Jenderal Gatot Nurmantyo setelah acara peninjauan kesiapan Satgas Yonif 527 Baladibya Yudha, Lumajang, Jawa Timur, Selasa (19/5/2015).

Dia menambahkan, pemindahan patok batas tersebut dilakukan supaya mereka bisa menebang pohon di wilayah Nunukan.

"Apabila prajurit melihat hal itu, maka segera interogasi mereka. Tunjukan bukti, bahwa patok batas tersebut berada di koordinat yang sebenarnya. Pindahkan posisi patok batas ke tempat yang sebenarnya. Lalu tangkap mereka beserta alat buktinya dan segera serahkan kepada polisi," imbuh dia.

Jenderal Gatot Nurmantyo menyatakan, prajurit tidak boleh langsung menembak para pelaku illegal logging, walaupun pelaku tersebut juga membawa senjata.

"Datangi mereka, tanyai mereka, koordinasikan dengan polisi dan pihak keamanan Malaysia," tukas KSAD.

Dan bagi prajurit yang paling berprestasi selama bertugas di perbatasan, akan diproyeksikan untuk mengemban tugas selanjutnya. "Akan kami siapkan untuk dikirim mewakili pasukan penjaga perdamaian di luar negeri," pungkas Jenderal Gatot Nurmantyo. (Ans/Mut)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya