Menhan: Kalau Tak Buat Pesawat Tempur Sekarang, Kapan Lagi?

Ryamizard menyatakan pihaknya menargetkan pada 2025, pesawat KFX/IFX ini akan diproduksi secara massal.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 07 Jan 2016, 13:31 WIB
Diterbitkan 07 Jan 2016, 13:31 WIB
20160107-Indonesia dan Korsel Sepakat Produksi Jet Tempur-Jakarta
Menhan Ryamizard Ryacudu memberi kata sambutan usai penandatanganan kontrak Cost Share Agreement (CSA) untuk pengembangan pesawat tempur KF-X/IF-X antara RI dan Korsel di Jakarta, Kamis (7/1). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia dan Korea Selatan sepakat mengembangkan jet tempur canggih bernama Korean Fighter Xperiment/Indonesia Fighter Xperiment (KFX/IFX). Kedua negara siap merancang burung besi canggih untuk keperluan perang yang masuk dalam generasi 4,5.

Pesawat generasi 4,5 merupakan pesawat tempur yang menggunakan radar AESA, kapasitas data-link yang tinggi, upgrade avionik dan kemampuan menggunakan senjata canggih yang ada saat ini dan akan datang.

Dalam proyek ini, Indonesia hanya mengeluarkan dana 20 persen atau sekitar Rp 18 triliun. Uang itu untuk membuat prototipenya yang diperkirakan selesai pada 2020.

"Indonesia hanya mengeluarkan dana 20 persen. Korea Selatan sisanya. Jadi total prototipenya akan dibuat di Korea satu dulu, terus dua di sana, sisanya satu di sini," ujar Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu, di kantornya, Jakarta, Kamis (7/1/2016).

Dia pun menilai kecanggihan pesawat tempur KFX/IFX itu akan melebihi pesawat F16. Seri KFX/IFX setara dengan jet tempur tipe F-18 Super Hornet, Eurofighter Typhoon, hingga Dessault Rafale.

Pesawat generasi 4,5 memang mulai dikembangkan pada dekade 1990-an. Pesawat generasi 4,5 ini masih diproduksi hingga kini, meskipun pengembangan jet tempur telah memasuki generasi 5 dan 6.

Ryamizard menyatakan pihaknya menargetkan pada 2025, pesawat KFX/IFX ini akan diproduksi secara massal. Target utamanya ialah dengan membuat dua skuadron.

"Sekarang saja F-16 generasi 4. Kalau kita tidak buat, kapan lagi? Harus dimulai dari yang rendah, nanti dapat pengalaman kita akan meningkatkan sendiri nanti. Negara besar kok beli melulu," ungkap dia.

Soal jaminan pesawat tempur buatan Korea Selatan, dimana Golden Eagle, pernah jatuh, menurut Ryamizard hal itu bukan menjadi masalah utama.

"Ada masalah cuaca, mesin, manusia. Pesawat di mana sih tidak pernah jatuh? Sehebat apapun jatuh. Concorde hebat, tapi berapa yang jatuh? Jadi jangan bicara jatuh. Tidak akan jadi masalah pada proyek KFX ini. Kami belajar dan akan menyempurnakannya. Infrastruktur pun sudah siap," jelas Ryamizard.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya