Metro Sepekan: Aksi Teroris di Thamrin, Sianida di Kopi Mirna

Jakarta berduka. Aksi teror terjadi pada Kamis, 14 Januari 2016 di tengah jantung Ibu Kota Jakarta.

oleh Audrey Santoso diperbarui 18 Jan 2016, 06:51 WIB
Diterbitkan 18 Jan 2016, 06:51 WIB
20160117-Warga Sambangi Lokasi Ledakan Thamrin-Jakarta-FRS
Sejumlah warga menggelar aksi di sekitar lokasi Ledakan Thamrin, Jakarta, Minggu (17/1/2016). Mereka mengajak seluruh warga Jakarta untuk tidak takut pada teroris (Liputan6.com/Faisal R Syam)

Liputan6.com, Jakarta - Jakarta berduka. Aksi teror terjadi di Kamis 14 Januari 2016, di tengah jantung Ibu Kota Jakarta. Tujuh orang tewas, 4 di antaranya adalah teroris. Tiga lainnya adalah warga sipil, yang satu di antaranya adalah warga negara Kanada.

Tewasnya empat teroris adalah karena aksi bom bunuh diri dan juga perlawanan terhadap aparat dalam baku tembak yang berlangsung hampir setengah jam.

Salah satu personel yang maju melawan teroris itu adalah AKBP Untung Sangaji, eks Kopassus, tergabung di Satgas Bom, dan sekarang sebagai pengajar di Pusat Pendidikan Polisi Air dan Udara (Polair) di Pulau Pondok Dayung, Jakarta Utara.

Selain itu, kabar mengenai kemajuan penyelidikan Polda Metro Jaya terkait misteri tewasnya Wayan Mirna Salihin (27) usai meminum kopi di salah satu kedai di Mal Grand Indonesia.

Pusat Laboratorium Forensik Polri mengumumkan bahwa sampel kopi yang diuji positif mengandung racun sianida. Penyelidikan pun mengarah kepada siapa yang meracuni Mirna. Selain itu, netizen yang dihebohkan aksi "polisi ganteng" dalam baku tembak aparat dan polisi.


Berikut rangkuman Metro Sepekan yang dihimpun Liputan6.com.

1. Dugaan Mirna Meninggal Diracun Kian Kuat

Selain CCTV, Polisi juga memeriksa rekaman transaksi pembelian kopi oleh rekan Jessica,

Titik terang misteri kematian Wayan Mirna Salihin (27) mulai terungkap. Mirna tewas diduga karena racun sianida yang terdapat dalam kopi yang diteguknya. Hasil autopsi juga menyatakan Mirna tidak memiliki riwayat penyakit yang mengganggu.

"Korban tidak punya riwayat kesehatan mengganggu," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Komisaris Besar Krishna Murti di Jakarta, Minggu (10/1/2016).

Hasil autopsi mengungkap ada luka lambung yang dialami pengantin baru tersebut. Luka itu diduga karena zat asam yang kuat dan bersifat korosif. Dugaan zat tersebut adalah sianida makin kuat, sebab saat meninggal korban mengeluarkan busa di mulut dan lambungnya terluka.

Selanjutnya...

2. Bayangan Allya Kala Liang Lahat Digali dan Ditutup Kembali

Anggota keluarga  Allya Siska Nadya menangis saat menggelar konferensi pers terkait kasus Klinik chiropractic di Jakarta, (08/01). Kasus ini sudah ditangani Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya. (Liputan6.com/Faisal R Syam)

Proses autopsi jenazah korban meninggal dunia akibat dugaan malapraktik Klinik Chiropractic First, Allya Sisca Nadya, telah usai. Liang lahat yang tadinya dibongkar sudah kembali tertutup tanah merah.

Melihat kembali jenazah putri tercintanya, hati sang ibunda, Arnisda Helmy, tersayat. Sosok Allya kembali terbayang. Kenangan manis dengan si buah hati kembali berkelebat.

"Jadi kesayangan di keluarga itu karena dia baik hati sama siapa pun. Tak pernah merepotkan orangtua, itu yang membuat kita semua sayang," ujar Arnisda di TPU Tanah Kusir, Jakarta, Rabu (13/1/2016).
Selengkapnya...

3. Anggun Diselamatkan Go-Jek dari Bom Sarinah Saat Melamar Kerja

Seorang Gojek driver tampak menyelamatkan seorang perempuan dengan kaki terluka dari lokasi kejadian Sarinah

Anggun Kartika Sari (24), warga Batu Ampar, Condet, Jakarta Timur, menjadi korban teror bom Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat. Harapannya untuk mendapat pekerjaan pun pupus.

Pagi tadi Anggun melintasi MH Thamrin untuk melamar pekerjaan di suatu perusahaan di daerah itu. Dia ditemani sepupunya, Riko (24).

Anggun menjadi salah satu korban luka dalam teror di Sarinah. Di lokasi kejadian, Anggun sempat diselamatkan seorang pengemudi ojek online.

Selengkapnya...

4. Aksi Berani Untung Sangaji, Polisi Penembak Teroris Jakarta

AKBP Untung Sangaji (kanan) saat memaparkan kronologis pelumpuhan dua pelaku teror yang terjadi di Sarinah (14/1) lalu, Jakarta, Sabtu (16/1/2016). Untung melumpuhkan dua pelaku bom di depan Starbucks Coffee, Sarinah. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

AKBP Untung Sangaji hadir di tengah-tengah teror bom dan baku tembak di kawasan Sarinah-Thamrin, pada 14 Januari 2016 kemarin. Dengan kemeja putih, dia gagah berani berjalan sambil memegang senjata dan menembaki para teroris yang menyimpan bom di tubuh mereka.

Perwira Menengah (Pamen) Pusdik Polisi Udara dan Air (Polair) itu memang tengah menjalankan tugasnya untuk berjaga di luar ring Istana Kepresiden. Bersama tiga rekannya, termasuk Komisaris Besar Polisi Urip Widodo, Untung kala itu tengah ngopi di Kafe Walnut yang lokasinya tak jauh dari lokasi.

Selengkapnya...

5. Mengenal Lebih Dekat 'Polisi Ganteng' Saat Teror Jakarta

Aksi Teuku Rasya Kadhafi saat bom di Sarinah curi perhatian netizen. Sekarang, mereka malah penasaran dengan pomade yang dipakainya.

Di balik teror Jakarta di Jalan MH Thamrin Jakarta Pusat, masyarakat tertarik membahas seorang polisi muda beraksi layaknya jagoan di film-film aksi. Dia adalah Komisaris Polisi Teuku Arsya Khadafi, Kepala Unit IV Subdit Reserse Mobil (Resmob) Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya. Ketampanan serta penampilannya yang dinilai fashionable membuat kaum hawa bercuit di media sosial.

"Polisi Indonesia fashionable. They kick the terrorist's ass with their Adidas Camo and Gucci sneakers! (And coach bag too?). Damn. America have fashion police. Indonesia police are most fashionable in the entire universe. Right?" cuit seorang netizen bernama Vera di akun Path-nya, Jakarta, Kamis (14/1/2016).

Selengkapnya...

6. Kopi Mirna Mengandung Sianida, Polisi Kejar Pelaku

Polisi melakukan prarekonstruksi kasus tewasnya Wayan Mirna Salihin usai meneguk kopi di Oliver Cafe, West Mall Grand Indonesia. (Audrey Santoso/Liputan6.com)

Polisi memastikan kopi yang diseruput Mirna mengandung sianida. Temuan tersebut berdasarkan kecocokan sampel uji laboratorium forensik Mabes Polri dengan hasil autopsi cairan yang ada di lambung Mirna.

"Yang kami duga ada zat beracun dalam tubuh korban, sekarang sudah dipastikan zat beracun itu adalah sianida. Maka dari itu sudah mulai kuat (barang bukti). Kami akan mulai menelusuri tersangka. Dari otopsi dan kopi. Ada unsur perbuatan jahat di situ," beber Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Mohammad Iqbal, di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Minggu (17/1/2016).**

Selengkapnya...

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya