Liputan6.com, Jakarta - Menumpas sindikat narkoba memang tak bisa setengah hati. Berbeda dengan pelaku kejahatan pada umumnya, mereka seperti tak punya rasa takut pada aparat penegak hukum.
Hal itu terbukti saat mereka berani mengeroyok 5 orang polisi yang tengah menjalankan tugas di kawasan Berlan, Jalan Slamet Riyadi, Matraman, Jakarta Timur, Senin 18 Januari 2016 lalu.
Baca Juga
Bukannya menyerah atau melarikan diri layaknya orang yang bersalah, anggota sindikat narkoba ini mencoba melawan. Bahkan mengeroyok aparat hingga 2 polisi dan seorang informan tewas.
Advertisement
Baca Juga
Perburuan pun dilakukan polisi. Tak sulit bagi aparat menemukan mereka. Selain menangkap anggota kelompok ini di kawasan Berlan, di 2 lokasi berbeda polisi juga melumpuhkan pelaku utama pengeroyokan.
Yang jelas, mereka harus membayar mahal sikap nekat melawan hukum yang ditunjukkan. Di sisi lain, polisi pun bertindak tegas. Hingga kini, perburuan terhadap sindikat narkoba di wilayah Berlan belum berakhir.
Berikut 6 momen yang dicatat Liputan6.com dari perburuan sindikat narkoba di kawasan Berlan.
Aksi 5 Polisi di Sarang Narkoba
5 Anggota Satuan Narkoba Polres Metro Jakarta Pusat menggeberebek lokasi yang diduga sebagai sarang pengedar narkoba Oma Yola (51) di Jalan Slamet Riyadi, Matraman, Jakarta Timur, pada Senin 18 Januari 2016, sekitar pukul 15.30 WIB.
Petugas kepolisian kemudian menangkap 3 orang tersangka kepemilikan narkoba saat penggerebekan tersebut. Namun, petugas malah dikepung dan jadi bulan-bulanan 15 orang bersenjata tajam yang diketahui sebagai penjaga bisnis haram Oma Yola.
"Warga itu membawa parang untuk menyerang anggota yang menangkap bandar narkoba," ujar Kapolres Metro Jakarta Pusat Komisaris Besar Polisi Hendro Pandowo di Jakarta, Selasa 19 Januari 2016.
Selanjutnya, para pelaku melarikan diri bersama tersangka yang diduga bandar narkoba tersebut. Akibat penyerangan itu, 2 polisi mengalami luka bacok.
Sementara Bripka Taufik Hidayat yang sempat disekap pelaku dan diduga dilempar ke Sungai Ciliwung, ditemukan dalam keadaan tak bernyawa. Demikian pula dengan Iptu Prabowo dan 1 orang informan polisi bernama Jefri atau Cibe.
Advertisement
Mengendus Pelaku Pengeroyokan
Ratusan personel gabungan TNI dan Polri menyisir Kompleks RW 03 Berlan, Jalan Slamet Riyadi, Kebon Manggis, Matraman, Jakarta Timur pada Kamis 21 Januari 2016. Anggota polisi bersenjata lengkap.
Penyisiran ini menyusul tewasnya 1 anggota polisi dan 1 informannya, saat menggerebek rumah terduga bandar narkoba di Jalan Slamet Riyadi 4, Kebon Manggis, Jakarta Timur.
30 Meter dari lokasi penggerebekan ada toilet umum yang sudah tak terpakai. Di toilet itu, puluhan jarum suntik bekas dan baru ditemukan di balik tong sampah berwarna biru. Ditemukan juga kondom bekas dan plastik yang diduga bekas bungkus sabu.
"Ya kemungkinan dengan ditemukannya jarum suntik, bisa jadi tempat memakai narkoba. Tapi juga bisa jadi tempat orang buang jarum suntik, makainya di tempat lain," kata Kapolsek Matraman Kompol Suyoto di sela penyisiran.
Polisi juga menggeledah 5 rumah warga yang dicurigai menyimpan narkoba. Belum ada barang bukti yang berhasil ditemukan petugas.
"Kita masih akan sisir lokasi-lokasi yang diduga menyimpan narkoba. Dan rumah atau lokasi yang diduga menjadi tempat lari pelaku pengeroyokan," pungkas Suyoyo.
9 Warga Berlan Ditangkap
Personel gabungan TNI dan Polri menangkap 9 orang dalam penyisiran di kawasan Jalan Slamet Riyadi sampai ke kompleks Berlan di Matraman, Jakarta Timur. Mereka yang dibawa polisi untuk dimintai keterangan terkait penemuan senjata tajam di lokasi serta penyelidikan kasus pengeroyokan dan penggerebekan yang menewaskan Bripka Taufik.
"Hasil sementara kita lakukan penyisiran semua tempat yang diduga jadi tempat singgah pelaku pengeroyokan dan yang terindikasi narkoba," kata Kapolres Jakarta Timur Kombes Pol M Agung Budijono di lokasi, Jakarta, Kamis 21 Januari 2016.
Dia melanjutkan, senjata tajam jenis golok, parang samurai ditemukan polisi di balik pohon di pekarangan rumah salah satu warga.
Kemudian satu parang yang berbeda ditemukan di rumah warga yang lain dengan kondisi ada bekas darah. Parang itu nantinya bakal melewati uji laboratorium.
"Kita masih lakukan pemeriksaan dan akan tes urine, ini semua masih dalam proses. (Parang) Kami akan cek, kita cocokkan dulu darahnya apa ada dengan milik korban (sinkron). Apakah memang ditaruh di tempat atau sengaja ditaruh ini semua masih penyelidikan," ujar Agung.
Advertisement
Berakhirnya Pelarian Ade Badak
Pelarian Ade Badak (39) setelah mengeroyok anggota polisi hingga tewas terhenti. Polisi menembakkan 3 peluru ke dada tersangka hingga tewas saat mencoba melawan saat akan ditangkap, Kamis 21 Januari malam.
Penyergapan dilakukan gabungan antara tim Resmob Polres Metro Jakarta Timur dan Polda Metro Jaya. Tersangka bernama lengkap Proyooza Wijaya itu terendus keberadaannya Kamis pukul 23.00 WIB di Jalan Kolonel Sutomo, Cililitan, Jakarta Timur.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Timur Ajun Komisaris Besar Nasriadi mengatakan saat akan ditangkap Ade Badak melakukan perlawanan ke aparat dengan senjata tajam.
"Pelaku tetap menyerang petugas walau diberi tembakan peringatan. Petugas terpaksa menembakkan 3 peluru ke bagian dada pelaku," kata Nasriadi di Jakarta, Jumat 22 Januari 2016.
Jumat dini hari, Direktur Reserse Kriminal Umum Komisaris Khrisna Murti mendatangi kamar jenazah RS Polri, Kramatjati, Jakarta Timur, guna memastikan pelaku yang ditembak aparat adalah pelaku pengeroyokan anggota polisi di kawasan Berlan.
"Dirkrimum menyatakan jenazah merupakan pelaku utama yang membacok Kanit Narkoba dan membacok almarhum Taufik Hidayat," jelas Nasriadi.
Namun, polisi tidak berhenti sampai Ade Badak. Polres Metro Jakarta Timur terus melakukan pengembangan karena diduga masih ada pelaku lain yang melarikan diri. "Yang lain akan kami kejar sampai lubang semut mana pun," tegas Khrisna.
Baku Tembak di Johar Baru
Polisi menggerebek lokasi persembunyian tersangka lain bernama Rico Pattikasih (40), di Jalan Bima No 4 RT 12/05 Kelurahan Tanah Tinggi, Johar Baru, Jakarta Pusat, pada pukul 15.40 WIB, Jumat 22 Januari 2016. Dia diduga yang membacok Perwira Unit (Panit) Satres Narkoba Polsek Senen, Iptu Prabowo.
Sekitar 100 personel kepolisian diturunkan dalam operasi ini. Sempat terjadi baku tembak antara aparat dengan tersangka. Rico pun tewas dalam penggerebekan itu.
"Pukul 17.25 WIB saudara Rico dapat dilumpuhkan oleh aparat kepolisian/meninggal," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes M Iqbal dalam pesan tertulisnya.
Rico diduga memiliki puluhan peluru, sehingga dapat bertahan lama melawan serangan polisi. Hasil olah TKP, polisi menemukan pistol jenis revolver yang ternyata milik Kanit Satres Narkoba Polres Metro Jakarta Pusat Iptu Heriadi Prabowo, yang ditikam di rumah bandar narkoba Oma Yola (51) di Berlan, Senin 18 Januari 2016.
"Alhamdulillah, pistol Iptu Prabowo kini sudah berhasil kita temukan. Peluru masih ada 1, 5 sudah keluar. Dia termasuk yang menahan (menyandera) Iptu Prabowo," kata Direktur Reserse Narkoba Polda Metro Jaya Kombes Eko Daniyanto di lokasi kejadian.
Eko menerangkan, dalam pengeroyokan polisi di Berlan, Rico diduga menikam Iptu Prabowo dengan belati. Juga menyudutkan Bripka Taufik, Brigadir Patrik, dan 2 informannya hingga mereka melompat ke sungai Ciliwung yang berada di belakang rumah Oma Yola.
"Saat itu dia bawa belati, Ade Badak (otak pengeroyokan) membawa golok. Saat Iptu Prabowo ambruk di lorong, ada 1 pelaku yang mengambil senjata berinisial M dan diserahkan ke Rico," terang dia.
Advertisement
Perburuan Terus Berlanjut
Polisi masih terus mengejar pelaku yang diduga kuat terlibat pengeroyokan polisi di kawasan Berlan, Matraman, Jakarta Timur. Polisi juga sudah mengantongi identitas mereka.
"Ada 9 atau 10 orang yang masih kita kejar," ujar Kasubag Humas Polrestro Jakarta Timur Kompol Husaima saat dihubungi, Sabtu (23/1/2016).
Dia mengatakan seluruh pelaku yang masih dicari petugas ini memiliki peran berbeda. Yang jelas, mereka terlibat dalam serangan ke polisi saat disergap, Senin, 18 Januari 2016.
"Yang jelas, kita buru kaitannya dengan kasus pengeroyokan di Berlan. Peran mereka macam-macam, beda orang berbeda perannya," kata Husaima.
Direktur Reserse Kriminal Umum Kombes Khrisna Murti juga menegaskan bahwa pengejaran terhadap pelaku tidak akan berhenti. Aparat pun tegas bakal mengejar para pelaku lainnya untuk diseret ke meja hijau.
Namun, polisi memberi dua pilihan kepada para pengeroyok anggota satuan narkoba dari Polsek Senen itu.
"Pilihannya, menyerahkan diri atau kami lakukan tindakan tegas," kata Khrisna Murti melalui pesan singkat di Jakarta, Jumat 22 Januari 2016.
Â