Ini Calon Kuat Ketua Umum Partai Golkar

Ada pula nama Setya Novanto. Tapi saat ini dia masih berurusan dengan kasus 'Papa Minta Saham'.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 28 Jan 2016, 08:10 WIB
Diterbitkan 28 Jan 2016, 08:10 WIB
Kemesraan Dua Kubu Golkar Saat Islah Terbatas
Wapres Jusuf Kalla (tengah) bersama Ketum Partai Golkar versi munas Bali Aburizal Bakrie dan Ketum Partai Golkar versi munas Ancol Agung Laksono (kedua kanan) saat islah terbatas Partai Golkar di Jakarta, Sabtu (30/5). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Kedua kubu Partai Golkar sepakat mengadakan Musyawarah Nasional (Munas) untuk menentukan kepengurusan baru partai beringin itu. Aburizal Bakrie dan Agung Laksono pun mengundurkan diri sebagai ketua umum demi persatuan Golkar.

Partai Golkar tengah menyiapkan beberapa nama untuk diajukan sebagai calon ketua umum dalam munas.

"Calon ketua umum ada 4 orang," kata Bendahara Umum Partai Golkar kubu Ical Bambang Soesatyo di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu 27 Januari 2016.

Menurut Bambang, tak mudah menjadi ketua umum. Sebab mereka harus menjadi unggulan di daerah. "Paling tidak saat pencalonan harus punya sekian daerah yang memiliki suara," ucap Bambang.

Diapun memiliki unggulannya sendiri. "Unggulan saya ya Ade Komaruddin. Hal itu dikarenakan jam terbangnya Akom yang sudah banyak," kata Bambang.

Sementara, untuk Setya Novanto, dia berharap mantan Pimpinan DPR itu menyelesaikan kasus hukumnya terlebih dahulu.


"Sebaiknya sebelum maju (jadi Ketum Golkar), selesaikan dulu masalah yang membelit. Itu saran saja karena peluang Novanto cukup besar mengingat dia mantan Ketua DPR dan di daerah-daerah cukup dikenal," ujar Bambang.

Setya Novanto saat ini tengah berkasus di Kejaksaan Agung terkait 'Papa Minta Saham'. Kasus inipula yang melengserkannya dari kursi Ketua DPR.

Bambang menyarankan agar Novanto datang memenuhi panggilan Kejaksaan Agung agar kasusnya segera selesai. "Saya menyarankan agar Novanto memenuhi undangan (Kejagung) untuk menyelesaikan. Kita tidak ingin ada tindakan-tindakan," kata Bambang.

Mantan Ketua DPR Setya Novanto kembali mangkir dari panggilan Kejaksaan Agung (Kejagung) yang dijadwalkan pada Rabu 27 Januari 2016. Novanto dipanggil untuk memberikan keterangan terkait kasus dugaan pemufakatan jahat terkait perpanjangan kontrak PT Freeport Indonesia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya