Selain Terorisme, Ini Bidang Kerja Sama RI dan Rusia

Selain kerja sama di sejumlah sektor itu, Rusia kata Luhut, juga menawarkan pelatihan militer.

oleh Oscar Ferri diperbarui 10 Feb 2016, 04:33 WIB
Diterbitkan 10 Feb 2016, 04:33 WIB
20160114-Ini Foto Pelaku Teror Sarinah?-Jakarta
Salah satu pelaku penembakan di persimpangan Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta, tertangkap kamera, Kamis (14/1). Pelaku mengeluarkan senjata di tengah kepanikan warga pasca ledakan bom. (REUTERS/Veri Sanovri/Xinhua)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Luhut Binsar Pandjaitan menerima rombongan delegasi Dewan Keamanan Rusia. ‎Ada sejumlah hal yang dibiacarakan antara Luhut dan Sekretaris Dewan Keamanan Rusia Nikolai Patrushev.

"Ini pertemuan bilateral antara pemerintah Indonesia dan Rusia di bidang keamanan, hukum, dan politik. Nikolai adalah orang ke-3 di Rusia, dia bertanggung jawab pada 3 bidang itu," kata‎ Luhut usai pertemuan di Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa 9 Februari 2016.

Luhut mengatakan, pihaknya bersama Dewan Keamanan Rusia menindaklanjuti sejumlah masalah dalam kerja sama yang dijalin kedua negara. Di antaranya sektor militer‎, terorisme, intelijen, cyber, narkoba, dan hukum.

"Tadi disampaikan oleh masing-masing kementerian. ‎Ini adalah pertemuan ke 3 sejak pertemuan ini dibangun dan yang ke 2 dalam periode pemerintahan Presiden Jokowi," kata Luhut.


Terorisme

Khusus soal penanganan terorisme, Luhut mengatakan, Indonesia dan Rusia akan menjajakan kerja sama khusus. Karena Indonesia dan Rusia punya tantangan yang sama terhadap terorisme.

"Mereka punya operasi yang bisa dikerjasamakan dengan Indonesia. Kami punya tantangan yang sama. Kami juga bertukaran informasi intelijen. Mereka kan intelijennya bagus. Mereka terlibat di Timur Tengah. Mereka lebih banyak funding kita sih‎," ujar Luhut.

Selain kerja sama di sejumlah sektor itu, Rusia kata Luhut, juga menawarkan pelatihan militer. Termasuk menawarkan alat utama sistem persenjataan (alutista) milik mereka kepada Indonesia.

"Mereka menawarkan juga peralatan-peralatan militer mereka untuk bisa dimanfaatkan Indonesia. Sukhoi dan kapal selam, helikopter MT17 juga. Tapi tetap akan ada ToT (Transfer of Technology)," pungkas Luhut.

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya