Toleransi Beragama ala Kalijodo

Jemaat gerejea kerap menggelar acara bakti sosial. Mereka juga mengajak para PSK yang beragama Kristen berdoa.

oleh Muslim AR diperbarui 19 Feb 2016, 20:01 WIB
Diterbitkan 19 Feb 2016, 20:01 WIB
20160219-Gereja-dan-Toleransi-Beragama-di-Kalijodo-Jakarta
(Liputan6.com/Muslim AR)

Liputan6.com, Jakarta - Sejak surat peringatan pertama atau SP 1 diterima warga Kalijodo pada Kamis 18 Februari, kawasan hiburan malam di Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara itu semakin sepi.

Pantauan Liputan6.com, banyak warga Kalijodo sedang mengemasi barang-barangnya. Sebab, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sudah bertekad menggusur semua bangunan di kawasan itu.

Ahok akan mengganti kawasan yang disebut-sebut sebagai tempat prostitusi dan perjudian itu, menjadi taman terbuka hijau. Rumah-rumah ibadah di sana juga rencananya bakal tergusur.

"Ahok enggak manusiawi. Dia Kristen, di sini ada gereja," kata Ayi, warga Kalijodo, Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara, Jumat (19/2/2016).

Menurut Ayi, kerukunan umat beragama sangat harmonis di sini. Gereja dan masjid yang ada di Kalijodo ini sudah menyatu dengan kehidupan warga.

"Di sini ada gereja. Gereja Bethel Indonesia. Masjid juga ada, di sini warga semua menyatu, harmonis di sini," ujar pria 23 tahun itu.

Ayah dari 2 anak itu menyangkan jika gereja itu harus dibongkar. Sebab, gereja itu satu-satunya di RW 005 itu. Apalagi, banyak masyarakat yang beribadah di sana, termasuk para pekerja seks komersil (PSK).

"Ada PSK yang Kristen, ada yang ibadah di situ. Tapi saya enggak tahu beberapa banyak PSK yang sering ibadah di gereja," kata Ayi.

Pendeta Gereja Bethel Indonesia Timotius Sutomo berkisah. Gereja itu sudah berdiri sejak 60 tahun lalu.

"Kami selalu melakukan doa di sini, sudah lama gereja ini berdiri menjadi tempat para warga di sini berdoa," kata dia.

Sutomo menjelaskan jemaat GBI umumnya warga yang tinggal di Kalijodo dan sekitarnya. "Jemaat ada kurang lebih 80 orang, mereka rata-rata warga di sini. Tapi juga ada yang sudah pindah, tapi mereka tetap melakukan kebaktian setiap minggunya di sini," papar dia.

Di Kalijodo, kata Sutomo, warganya sangat toleran soal kepercayaan dan agama. "Kami di sini saling menghormati, kami rukun dengan warga, sekali pun mereka pekerja seks komersial selalu harmonis di wilayah ini."

"Setiap kami melakukan kebaktian, walaupun suara musik di kafe-kafe cukup keras, mereka mengerti dan mengecilkan suara musik mereka," sambung dia.

Menurut Sutomo, jemaat gereja selama ini sering membaur dengan masyarakat sekitar. Mereka kerap menggelar acara bakti sosial. Mereka juga mengajak para PSK yang beragama Kristen berdoa.

"Iya, kami juga mengajak mereka untuk berdoa, tapi tidak kami paksakan. Ada pula yang datang tapi jarang. Dan ada juga sampai sekarang berubah dan taat menjadi jemaat kami, sudah tidak menjadi PSK lagi," tutur dia.

Sutomo berharap ada pengganti geraja tersebut, jika Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, nanti benar-benar menutup Kalijodo dan menggusur Gereja Bethel Indonesia.

"Kami berharap ada gantinya kepada Pak Gubernur, karena gereja ini sudah lama berdiri, lebih jauh dari Kalijodo yang dianggap tempat maksiat," pungkas Sutomo.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya