Liputan6.com, Jakarta - "Idiiih..., berani ke sini dia (Ahok)? Awas, bahaya. Cowok-cowoknya sangar-sangar," ucap seorang PSK bernisial M, Selasa 9 Februari 2016, saat pertama kali mendengar kabar Pemprov DKI Jakarta bakal menggusur kawasan Kalijodo, Jakarta Utara.
Menurut dia, kawasan yang terkenal dengan prostitusi dan perjudiannya ini merupakan daerah rawan kriminal. Terutama bagi mereka yang nekat mengusik kehidupan malamnya.
Baca Juga
"Berani usik orang sini, habis sudah. Itu sama aja bangunin macan lagi tidur. Sekelas Ahok mah ya, sama orang di sini, aduuh... kagak bisa. Kecuali Ahok ngancurinnya pakai tank, bisa kali. Hahaha..!" ujar si M sambil tertawa.
Advertisement
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok pun tertawa saat menjawab tantangan PSK tersebut. Dirinya bahkan siap memenuhi permintaannya itu.
"Ya sudah, nanti kita minta kirim tank ke sana," kata Ahok sambil tertawa di Balai Kota, Jakarta, Rabu 10 Februari 2016.
Kawasan Kalijodo dalam sebulan menjadi perhatian Ahok. Ini selepas tragedi Fortuner maut di Jakarta Barat yang menewaskan 4 orang. Ahok geram atas ulah sang sopir Fortuner yang diketahui menghabiskan waktu di Kalijodo sebelum peristiwa itu terjadi.
Dia pun berjanji akan meratakan kawasan prostitusi dan perjudian yang sudah terkenal sejak 1930 itu.
Baca Juga
Ditentang Warga
Untuk mewujudkan niat itu, Ahok menyentil Walikota Jakarta Utara Rustam effendi yang dinilainya tidak berani membongkar kawasan Kalijodo. Rustam dianggapnya selalu beralasan tengah melakukan pendekatan persuasif dengan warga dan pelaku usaha di sana.
"Nah Wali Kota merasa perlu pendekatan melulu," ujar Ahok saat ditemui di Balai Kota Jakarta, Jumat 12 Februari 2016.
Dia pun mengancam akan menggeser posisi Rustam sebagai Wali Kota Jakarta Utara jika tidak mampu membongkar Kalijodo yang dikenal sebagai kawasan prostitusi dan perjudian sejak lama itu.
"Pokoknya saya sudah tekankan Wali Kota kalau nggak berani (bongkar Kalijodo) harus kita ganti," cetus Ahok.
Mendapat ancaman dari sang 'bos', Rustam langsung bergerak. Esoknya dia mengeluarkan surat peringatan awal kepada warga agar mengosongkan wilayah Kalijodo.
"Ini awal sebelum surat peringatan (pertama) dikeluarkan," kata Rustam saat dihubungi di Jakarta, Sabtu 13 Februari 2016.
Pemkot Jakarta Utara gencar menyosialisasikan surat itu kepada warga Kalijodo. Dalam kegiatan itu, sejumlah aparat kepolisian diterjunkan guna mengamankan jalannya acara.
Namun langkah itu ditentang oleh warga. Melalui Razman Arif Nasution sebagai pengacara, warga Kalijodo mengecam tindakan sosialisasi dan penempelan pemberitahuan penertiban oleh Ahok melalui lurah, camat, dan Wali Kota Jakarta Utara.
Menurut mereka, sosialisasi itu tak manusiawi. Pasalnya, dalam sosialisasi diikutsertakan ratusan polisi dengan senjata laras panjang. Ada pula beberapa anggota TNI.
Peringatan Terakhir.
Meski mendapat penolakan dari warga, Ahok bergeming. Dia tak menghentikan langkahnya untuk tetap menggusur Kalijodo. Surat peringatan pertama, kedua, dan ketiga pun dilayangkan oleh mantan Bupati Belitung Timur itu.
Setelah kedua surat itu diketahui warga, Ahok kembali melayangkan surat peringatan terakhir atau SP3. Melalui Pemkot Jakarta Utara, surat itu ditempelkan pada Minggu pagi, (28/2/2016) di sejumlah bangunan.
"Sudah diberikan tadi SP3 jam 07.00 WIB," ujar Wali Kota Jakarta Utara Rustam Effendi di Kalijodo, Jakarta.
Ini berarti, warga sekitar diminta dengan segera meninggalkan kediaman mereka. Sebelum matahari terbit di Senin pagi.
"Segera kosongkan kawasan tersebut. Ini hari terakhir," kata Rustam.
Dia menegaskan, pembongkaran sejumlah kafe akan dimulai sejak pukul 07.00 WIB. Sebanyak 2.500 personel Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan 10 alat berat akan diterjunkan ke lokasi tersebut.
"Sudah disiapkan 10 beko untuk penertiban. Satpol PP-nya 2.500 personel," ujar Rustam.
"Penertiban dimulai pukul 7.00 Pembongkaran 3 hari, pembersihan dan pengangkutan puing-puing sampah sekitar 1 minggu," imbuh dia.
Pembongkaran akan didukung penuh oleh personel keamanan lainnya. Ratusan tentara dan ribuan personel kepolisian juga disiagakan mengawal proses eksekusi tersebut.
"600 dari tentara, 2.000-an dari Polri (akan diterjunkan)," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes M Iqbal di Kalijodo, Jakarta, Minggu (28/2/2016).
Sebelum eksekusi berlangsung, para personel akan menggelar apel bersama pada pukul 06.00 WIB. Kemudian mereka menuju lokasi satu jam setelahnya.
Iqbal berjanji tak akan ada masyarakat yang terluka. Jika masyarakat Kalijodo memaksa bertahan. Pihaknya akan mengangkut yang bersangkutan ke kantor polisi.
"Kita tetap akan persuasif, namun jika ada yang tetap bertahan akan kami angkat, kalau itu ibu-ibu kami ada Polwan, kita akan tetap persuasif," ucap Iqbal.
Sementara pantauan Liputan6.com di lapangan pada Minggu (28/2/2016), sudah ada 3 eskavator yang bersiaga di jalan Pangeran Tubagus Angke. Selain itu, puluhan polisi juga hampir sepekan ini menguasai wilayah Kalijodo tersebut. Mereka berjaga dan bersiaga di tenda posko yang didirikan di depan kafe termegah di kawasan prostitusi dan perjudian itu.
Tukang loak berebut mengemasi semua barang-barang bekas yang bisa dijual. Rinai hujan tak menghalangi para kerja mereka.
Riwayat Kalijodo kini terancam tamat. Tempat prostitusi kelas menengah ke bawah itu bakal rata dengan tanah.
Ribuan warga yang tinggal di sana sudah meninggalkan lokasi, para PSK mencari lahan baru untuk menyambung hidup mereka. Kawasan prostitusi murah meriah itu rencananya disulap jadi ruang terbuka hijau.