3 Politikus Ini Kritik Langkah Ahmad Dhani Maju Pilkada DKI

Menurut Dhani, semua orang berhak terjun ke dalam dunia politik asalkan memiliki kapasitas dan kapabilitas.

oleh Taufiqurrohman diperbarui 27 Mar 2016, 11:26 WIB
Diterbitkan 27 Mar 2016, 11:26 WIB
Ahmad Dhani
Ahmad Dhani (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Musikus Ahmad Dhani mantap melangkahkan kakinya maju dalam Pilkada DKI Jakarta. Bos Republik Cinta itu mengaku telah mendapat sokongan dari Partai Kebangkitan Bangsa.

Menurut Dhani, semua orang berhak melakoni dunia politik. Mulai dari tukang sayur hingga musikus. Namun begitu, yang bersangkutan harus diiringi ilmu yang memadai. 

"Semua warga negara berhak masuk dunia politik. Artinya, tukang becak pun berhak kalau mampu, tukang sayur juga bisa asal dia mampu," ujar Dhani di kawasan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Rabu, 16 Maret 2016.

Namun begitu, niat Ahmad Dhani itu mendapat kritikan dari sejumlah pihak. Mereka menilai Dhani lebih layak menekuni dunia tarik suara ketimbang terjun ke dunia politik.

Siapa saja mereka? Berikut ini ulasannya:

Irma Suryani 

20160327-Irma Suryani
Ketua DPP Partai Nasdem Irma Suryani Chaniago. (dpr.go.id)

Penyanyi Ahmad Dhani melontarkan pernyatan yang menyebut partai politik (parpol) pendukung Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dalam Pilkada DKI Jakarta 2017 adalah partai penjilat. Hal itu pun menuai tanggapan dari partai pendukung Ahok, yang di antaranya Nasdem.

Ketua DPP Partai Nasdem Irma Suryani Chaniago berang. Dia tidak terima partainya disebut sebagai penjilat karena ikut mendukung Ahok.‎

‎"Susah kalau bicara sama orang yang enggak punya pendidikan politik. Ahmad Dhani itu urus musik saja enggak usah cawe-cawe di politik," kata Irma saat dihubungi di Jakarta, Rabu, 23 Maret 2016.

Anggota Komisi III DPR ini mengimbau agar mantan suami musikus Maia Estianti itu ‎belajar ilmu politik sebelum ingin menerjuninya. Apalagi, kata dia, bila ingin menjadi kepala daerah.

"Suruh belajar dulu, bahwa di politik itu tidak semua gunakan politik praktis, harus tahu juga politik etis. Enggak usah dibahaslah, malu bahasnya. Lucu saja kalau ada yang dukung Ahok dibilang itu (penjilat). Kalau di musik memang jago. Tapi untuk jadi pemimpin di masyarakat, belum bijak bicara dan bertindak," kata Irma.

Sarifuddin Suding 

Sarifuddin Suding

Ketua DPP Partai Hanura Sarifuddin Suding menilai pentolan grup band Dewa 19 tak paham dengan politik, yang dalam praktiknya juga harus mengedepankan etika.

"Saya kira tidak perlulah kita komentari orang yang tidak paham masalah politik. Saya kira politik itu kan kadang harus mengedepankan masalah etika," kata Suding di Kantor DPP Partai Hanura, Jalan Tanjung Karang, Jakarta Pusat, Sabtu, 26 Maret Maret 2016.

Anggota Komisi III DPR ini menilai mantan suami Maia Estianti itu tak pantas menjadi Gubernur DKI. Bahkan, ia menyebut Dhani tak pantas berkomentar politik lantaran latar belakangnya sebagai seorang musikus.

"Etika dalam berpolitik, saya kira tidak pantaslah seorang Ahmad Dhani (jadi gubernur). Saya memahami dia bukan seorang politisi, seorang musisi, sungguh lebih parah lagi misal yang bersangkutan terjun ke politik dan omongannya ngaco seperti itu. Saya kira sangat tidak pantas," ujar Suding.

Ruhut Sitompul

20150829-Ruhut Sitompul
Ruhut Sitompul (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Langkah Ahmad Dhani mencalonkan diri maju dalam Pilkada DKI diikuti oleh pengacara Farhat Abbas. Namun, keduanya dianggap sebagai lelucuan saja.

"Luculah, kan satu, 'Sayalah jadi yang pantes jadi gubernurnya'. Satunya, 'Saya dan dia wakilnya karena ini itu'. Kita tahu setiap hari Farhat dan Dhani berantem terus kan," kata Koordinator Juru Bicara Partai Demokrat Ruhut Sitompul di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat 19 Februari 2016.

Anggota Komisi III DPR ini mengaku tak habis pikir apa yang direncanakan Farhat Abbas dan pentolan grup band Dewa 19 ini. Mereka menyatakan keinginannya ‎untuk menjadi Gubernur DKI hingga mencari dukungan ke tempat hiburan Kalijodo yang sebentar lagi akan digusur Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

‎"Nah, dalam hati gua siapa yang milih kalian? ‎Ramai Kalijodo semua sibuk ke sana, kan yang kadang-kadang yang saya lihat yang ramai di Kalijodo ini lucu-lucu juga ini," seloroh Ruhut.

Karena itu, Ruhut pun berpesan kepada Farhat Abbas dan Ahmad Dhani bahwa berpolitik itu tidak boleh main-main. Apalagi ‎ingin mencalonkan diri menjadi gubernur di wilayah Ibu Kota.

"Enggak boleh ini Gubernur DKI jangan dibikin main-main kita harus serius.‎ Ini barometer, miniaturnya Republik Indonesia DKI ini. Jadi semua calon itu harus baik dan rakyat tau siapa yang terbaik," tandas Ruhut.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya