Kapolri Sebut Kelompok Teroris Santoso Terpecah

Namun, Kapolri enggan mengungkapkan lebih jauh terkait kelompok teroris Santoso. Lalu apa penyebab perpecahan kelompok tersebut?

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 28 Mar 2016, 13:26 WIB
Diterbitkan 28 Mar 2016, 13:26 WIB
Santoso
Tidak adanya suplai logistik membuat kelompok teroris Santoso kelaparan dan terjepit (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti mengungkapkan ada kelompok teroris lain di luar kelompok teroris Mujahiddin Indonesia Timur (MIT), pimpinan Santoso. Kedua kelompok tersebut kini berada di hutan Poso, Sulawesi Tengah.

Namun, Badrodin enggan mengungkapkan lebih jauh terkait kelompok tersebut. Termasuk jumlah anggota dan besarnya kekuatan kelompok itu.

"Ya ada kelompok Santoso cukup besar dan kelompok lain. Ya ada kelompok lain, tidak perlu kami sampaikan," kata Badrodin di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), Jakarta, Senin (28/3/2016).

Dia menduga ada ketidaksepahaman kebijakan dan perintah dari teroris Santoso terhadap kelompoknya. Sehingga, terjadi perpecahan antar-anggota kelompok tersebut.

"Karena ada kebijakan perintah Santoso yang tidak disepakati, tidak sepaham dengan perintah itu. Sehingga itu ada dua kelompok," ucap Badrodin.

Sebelumnya, Tim Satgas Operasi Tinombala menangkap seorang anggota teroris kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Santoso alias Abu Wardah. Terduga teroris berinisial MAQ alias S alias Brother itu ditangkap pada Senin 22 Maret 2016 sekira pukul 08.30 Wita di Desa Wuasa, Lore Utara, Poso, Sulawesi Tengah.

Kepala Satgas Operasi Tinombala, Kombes Leo Bona Lubis, mengatakan S ditangkap saat turun gunung karena kelaparan. Pihaknya menduga persediaan logistik di tempat persembunyian Santoso cs sudah semakin menipis.

"‎Dia mungkin sudah enggak kuat kelaparan. Nah dia memisahkan diri dari kelompoknya untuk cari makan. Berdasarkan informasi dari masyarakat, kita langsung bertindak ke sana dan kita tangkap dia," ujar Leo saat dihubungi dari Jakarta, Kamis 24 Maret 2016.

‎Leo juga menegaskan anak buah Santoso itu diringkus, bukan menyerahkan diri ke aparat. Sebab mereka didoktrin lebih baik tewas dibunuh daripada menyerahkan diri ke musuh.

"Jadi posisinya itu kita tangkap, bukan menyerahkan diri," tutur Leo.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya