Liputan6.com, Jakarta - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi angkat bicara terkait pembajakan 2 kapal berbendera Indonesia di perairan Filipina. Dia mengatakan, salah satu kapal masih ditahan.
Kapal yang masih ditahan dipastikan adalah Anand 12. Posisi kapal tersebut pun masih samar.
Baca Juga
Gencatan Senjata Hamas-Israel, Menlu RI: Semua Pihak Harus Penuhi Kewajiban agar Suasana Kondusif
75 Tahun Hubungan Diplomatik, AS-Indonesia Luncurkan Prangko Simbol Persahabatan dan Kerja Sama Kedua Negara
Anggota Komisi I DPR Minta Menlu RI Jadi Fasilitator Terkait Konflik Warga dengan Kedubes India
"Masih belum diketahui di mana posisi dan lokasinya," sebut Retno di kantor Kemlu, Jakarta, Rabu (29/3/2016).Â
Advertisement
Baca Juga
Menlu Retno menambahkan, saat ini pihaknya terus berkoordinasi dengan pemerintah Filipina terkait pembebasan Kapal Anand 12. Sebab di dalam kapal tersebut terdapat 10 WNI.
"Kita akan terus berkerja sama (dengan Filipina) dan bekerja keras demi menyelamatkan 10 WNI," pungkas dia.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanantha Nasir membenarkan kabar pembajakan terhadap kapal tunda Brahma 12 dan kapal tongkang Anand 12 yang membawa 7.000 ton batu bara dan 10 orang awak kapal berkewarganegaraan Indonesia.
Pria yang kerap dipanggil Tata itu mengatakan, Kemlu telah menerima informasi tersebut pada Senin (28/3/2016). Usai menerima informasi, Kemenlu langsung melakukan pengecekan terkait dugaan tersebut.
Setelah mendapat konfirmasi, Kemenlu mengetahui saat dibajak kedua kapal dalam perjalanan dari Sungai Puting, Kalimantan Selatan menuju Batangas, Filipina Selatan. Meski demikian, tidak diketahui persis kapan kapal dibajak.