Liputan6.com, Jakarta - Kusmayadi alias Agus, pemutilasi Nur Astiyah (34) atau Nuri ditangkap polisi saat mengunjungi temannya, karyawan Rumah Makan (RM) Padang Selera Bundo, Jalan Masrip Nomor 9-11, Karang Tilang, Surabaya, Jawa Timur, Rabu 20 April 2016. Pria yang selama sepekan jadi buronan polisi itu menangis saat dibekuk.
Dalam video berdurasi hampir 2 menit yang diberikan Kepala Sub Direktorat (Kasubdit) Kejahatan dan Kekerasan (Jatanras) Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) AKBP Herry Heryawan, terlihat suasana penangkapan Agus.
"AG kami tangkap di rumah makan kemarin. Sekarang masih diperiksa," ujar Herry ketika dihubungi, Kamis (21/4/2016).
Baca Juga
Saat ditangkap, suami siri Nuri itu mengenakan kaos putih dan celana corak militer. Emosinya pecah saat sadar keberadaannya terendus polisi. Agus menangis tersedu-sedu sambil memeluk tubuh seorang penyidik yang merangkul bahunya. Ia pasrah, tak melawan.
Bahkan ketika petugas menanyai apa saja barang yang dibawanya ke restoran itu, Agus menjawab pelan sambil terisak. Penangkapan Agus disaksikan dua pegawai restoran, masing-masing pria dan wanita.
Warga Jalan Haji Malik, Kampung Telaga Sari, RT 12 RW 01, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang, Banten digegerkan dengan penemuan mayat di sebuah kamar kontrakan. Perempuan tersebut sedang hamil dan beberapa bagian tubuhnya ditemukan terpisah. Perempuan itu kemudian diketahui bernama Nur Astiyah atau Nuri.
Pembunuhan disertai mutilasi ini terungkap setelah seorang warga mencium bau tidak sedap dari kontrakan korban dan melaporkan hal itu ke polisi, Rabu, 13 April 2016. Polisi menduga kuat pemutilasi adalah Agus alias Kusmayadi.
Nuri dan Agus bekerja di sebuah tempat makan yang sama. Agus merupakan kepala di rumah makan dan Nuri adalah kasir. Keduanya diduga menikah siri walaupun Agus telah beristri. Hingga kemudian Nuri ditemukan termutilasi.
Advertisement