Liputan6.com, Bogor - Unjuk rasa sopir angkutan kota (angkot) di Bogor, Jawa Barat masih berlanjut. Akibat demo yang berlangsung sejak Rabu 27 April 2016, sejumlah ruas jalanan lengang dan omzet pedagang menurun.
"Ya sudah 2 hari ini sepi. Biasanya pagi hingga malam ramai pembeli. Tapi sekarang bisa dilihat sendiri," kata Hendri, pedagang sayur di Pasar Bogor, Jumat (29/4/2016).
Menurut Hendri, memang ada beberapa pembeli yang datang ke lapaknya, namun tidak sebanyak hari-hari biasanya. "Kalau pasar tradisional kan konsumennya mayoritas pakai angkot," kata Hendri.
Mirna, karyawan toko perabotan rumah tangga di Jalan Surya Kancana juga mengatakan omzet penjualan toko menurun. Dia berharap demo seperti ini tidak terjadi terus menerus.
Mogoknya angkot yang beroperasi juga membuatnya terpaksa tidak menyekolahkan sang anak. "Daripada ribet, mending enggak usah sekolah dulu. Suami saya saja berangkat kerja pake ojek," ujar Mirna.
Baca Juga
Sementara itu, aksi demo yang terus berlangsung dari Rabu hingga Jumat menyebabkan terjadinya penumpukan penumpang. Penumpukan terpantau pada pukul 06.30-07.30 WIB di sejumlah titik ruas jalan seperti Jalan Juanda, Kapten Muslihat, dan Terminal Bubulak.
Warga yang hendak berangkat kerja merasa kecele, sehingga menggunakan ojek untuk menuju Stasiun Bogor, bahkan memilih pulang kembali ke rumah.
"Saya pikir demonya sudah beres. Enggak tahunya masih berlanjut," kata Emma, warga Dramaga, Kabupaten Bogor.
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengakui, masih ada beberapa trayek angkot di Kota Bogor yang belum beroperasi. Untuk itu, pihaknya telah menyiagakan angkutan bantuan untuk mengangkut ratusan calon penumpang yang telantar.
Ada 30 unit bus Traspakuan, 4 truk Yonif 315, 2 truk Polisi, dan 4 Truk Satpol PP dikerahkan Pemerintah Kota Bogor untuk mengangkut penumpang. "Kami kerahkan semua unit kendaraan untuk membantu penumpang," ujar Bima.
Ratusan sopir angkot menggelar unjuk rasa dan mogok beroperasi sejak Rabu 27 April 2016. Mereka mendesak Wali Kota Bogor untuk mengembalikan jalur seperti semula terkait adanya jalur satu arah.
Para sopir angkot yang melakukan aksi unjuk rasa sempat bertemu dengan Bima Arya di Balai Kota Bogor, Kamis 28 April kemarin. Namun dalam pertemuan antara pemkot dan sopir tidak membuahkan hasil, sehingga berbuntut aksi mogok massal sopir angkot hingga sekarang.
Advertisement