Liputan6.com, Bogor - Aksi mogok sebagian sopir angkutan kota atau angkot di Kota Bogor, Jawa Barat masih berlanjut. Mereka demo sejak empat hari lalu.
Aksi tersebut buntut penolakan kebijakan sistem satu arah (SSA) seputar Kebun Raya dan Istana Bogor. Para sopir menilai sistem baru ini menurunkan pendapatan mereka.
Pantauan Liputan6.com, Sabtu (30/4/2016), sebagian angkot berwarna hijau itu ada yang dikandangkan di garasi, sebagian lagi diparkir di jalanan.
Namun tak sedikit pula sopir angkot yang memilih mengambil penumpang.
"Iya masih ada yang mogok, ada juga yang beroperasi," ujar Kepala Seksi Pendalian dan Operasi Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (DLLAJ) Kota Bogor Empar Suparta.
Baca Juga
Namun, aksi mogok pada hari keempat ini tidak mengakibatkan penumpukan penumpang di sejumlah titik jalan, karena seluruh trayek sudah beroperasi.
"Misal, satu trayek ada 100 angkot, yang masih mogok kurang dari separuhnya," kata Empar.
Aksi mogok ini dimulai sejak Rabu 26 April 2016. Puncaknya pada Jumat kemarin, yang mengakibatkan penumpukan penumpang.
Aksi mogok sopir angkot ini juga menyebabkan perekonomian warga terganggu, seperti aktivitas jual beli di pasar tradisional dan toko-toko lainnya.