Liputan6.com, Samarinda - Meski sempat dibantah, 7 anak buah kapal (ABK) Tunda Charles yang menarik tongkang Robby belakangan terbukti memang disandera atau diculik, yang diduga dilakukan gerilyawan Abu Sayyaf di perairan Tawitawi, Filipina.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Malam SCTV, Kamis (23/6/2016), Syahbandar Samarinda mengaku mengizinkan Kapal Tunda Charles berlayar pada 3 Juni lalu. Namun sesuai aturan, tidak boleh melewati perairan wilayah konflik.
Melalui sambungan telepon, salah satu ABK yang masih berada dalam kapal yang sedang berlayar menuju Samarinda, Kalimantan Timur, menceritakan bahwa penculikan terjadi dua kali pada Rabu 22 Juni 2016 dini hari sekitar pukul 00.30 dan pukul 01.00 Wita.
Advertisement
Pada penculikan pertama, tiga ABK yang diambil adalah nakhoda Kapal Fery Arifin, kepala kamar mesin Muhammad Mabrur Dahri, masinis dua Edy Suryono.
Sedangkan pada penculikan kedua, empat ABK yang diambil adalah mualim satu Ismail, masinis tiga Muhammad nasir, juru mudi Robin Piter, dan Muhammad Sofyan.
Para istri pelaut yang saat ini diliputi kecemasan akan keselamatan suami mereka, menyayangkan pernyataan Panglima TNI pada Rabu 22 Juni malam lalu bahwa penculikan tersebut adalah bohong. Mereka meminta pemerintah segera membebaskan suami mereka.
Presiden Joko Widodo melalui Sekretaris Kabinet Pramono Anung telah meminta Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dan Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, berkoordinasi dengan pejabat terkait di Filipina, untuk memastikan sekaligus menyiapkan langkah tepat untuk membebaskan ke-7 orang ABK itu.