Menhan: Enggak Gampang Bebaskan Sandera

Ryamizard mengatakan, saat ini Menteri Pertahanan dan Panglima Angkatan Bersenjata Filipina sedang melakukan upaya pembebasan sandera.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 20 Jul 2016, 19:05 WIB
Diterbitkan 20 Jul 2016, 19:05 WIB
20150902-Ryamizard Ryacudu-Jakarta
Menteri Pertahanan RI, Ryamizard Ryacudu saat melakukan sidak di Markas Komando Pasukan Khusus di Cijantung Jakarta, Rabu (2/9/2015). Sidak terkait inventarisir kelengkapan alutsista yang dimiliki TNI. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan, pemerintah Indonesia terus memantau upaya pemerintah Filipina dalam membebaskan 10 WNI yang disandera kelompok Abu Sayyaf.

Kendati hingga kini belum membuahkan hasil, pemerintah tetap mengapresiasi respons cepat pemerintah Filipina terkait upaya pembebasan sandera. Pemerintah Indonesia hanya bisa menunggu karena tidak mungkin TNI masuk ke wilayah Filipina.

"Kita tunggu saja, kan enggak gampang membebaskan orang di tahanan tawanan. Ada prosedurnya, bagaimana serbu tapi tawanan aman itu harus dihitung, kalau dibom-bom saja nanti tawanan kena juga," ujar Ryamizard di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (20/7/2016).

Dia menegaskan, saat ini Menteri Pertahanan dan Panglima Angkatan Bersenjata Filipina sedang melakukan upaya pembebasan sandera. Bahkan Presiden Filipina ikut turun tangan.

"Sekarang Presiden juga ikut langsung ke depan, maksudnya melihat apa yang dilakukan tentara di situ. Kita harapkan tahanan kita itu dalam keadaan sehat dan tidak ada apa-apa," kata Ryamizard.

Dari hasil upaya pembebasan sandera, lanjut dia, sudah 40 orang lebih anggota kelompok bersenjata Abu Sayyaf yang tewas. Sedangkan 37 orang lainnya luka-luka.

"Itu kan operasi militer, 10 ribu pasukan emang bukan operasi militer apa? Militer itu," pungkas purnawirawan jenderal bintang empat itu.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya