Dokter Klinik di Jakbar Menghilang Usai Temui Korban Vaksin Palsu

Dari sekitar seratus pasien, hanya puluhan yang bisa ikut mengonfirmasi kasus vaksin palsu.

oleh Muslim AR diperbarui 20 Jul 2016, 19:07 WIB
Diterbitkan 20 Jul 2016, 19:07 WIB
Ilustrasi Vaksin Palsu
Ilustrasi Vaksin Palsu

Liputan6.com, Jakarta - Dokter Ade Ramayadi bersama pegawai Klinik Pratama Adipraja Medika Lesatari 'menghilang', setelah mengklarifikasi kasus vaksin palsu kepada puluhan pasien yang telah mereka seleksi sebelumnya.

Tak ada yang tahu pasti apa yang diklarifikasi Ade Ramayadi, tersangka kasus vaksin palsu, dengan para pasien.

Para pasien yang ikut klarifikasi diseleksi oleh pegawai klinik. Dari sekitar seratus pasien, hanya puluhan yang bisa ikut mengonfirmasi kasus vaksin palsu.

Ade dan pegawai klinik diduga melarikan diri lewat pintu belakang klinik. Sejumlah awak media yang tidak diperkenankan masuk ke klinik, pun tidak dapat mengonfirmasi kepada pihak klinik, perihal kasus vaksin palsu di klinik yang berlokasi di Palemerah, Jakarta Barat itu.

"Ngomongnya banyak banget, tapi intinya dia ngakuin kalau dia pernah makai, dan korban yang kena cuma dua orang aja," ujar Dian, orangtua korban vaksin palsu di klinik tersebut, Rabu (20/7/2016).

Pemempuan 30 tahun itu tak mengerti harus berbuat apa. Kendati, dia cukup tenang dengan jaminan bisa berobat gratis di klinik tersebut.

Menurut Dian, sang dokter mengaku memakai vaksin palsu hanya kepada dua orang saja. Sedangkan pasien lainnya, Ade menjamin tak ada masalah, karena vaksin yang dipakai berasal dari Puskesmas Palmerah.

Namun, Dian tak langsung percaya, sebab dia juga pernah memvaksin anaknya di rumah sakit terkemuka, dan mendapatkan stiker serta label vaksin yang dipakai untuk buah hatinya.

"Aneh banget, tapi mau ngomong gimana lagi? Katanya mereka jamin bakal obatin kalau ada keluhan," kata dia.

Dian enam kali memvaksin anaknya yang kini berumur 18 bulan itu, namun keluhan dari anak lelaki pertamanya itu tak ada. Hanya pernah meriang dan demam beberapa hari setelah diberi vaksin.

"Mungkin cuman karena panas karena vaksinnya, tapi sekarang anak saya udah pandai jalan," cerita dia.

Sementara, tak satu pun dari pihak klinik yang bersedia mengonfirmasi, apa saja hasil pertemuan mereka dengan pasien korban vaksin palsu. Mereka meninggalkan klinik dalam keadaan terkunci.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya