5 Persiapan Eksekusi Terpidana Mati di Nusakambangan

Eksekusi mati dilakukan Jumat 29 Juli dini hari.

oleh Yusron Fahmi diperbarui 28 Jul 2016, 23:51 WIB
Diterbitkan 28 Jul 2016, 23:51 WIB
Ilustrasi Liputan Khusus Eksekusi Mati
Ilustrasi Liputan Khusus Eksekusi Mati

Liputan6.com, Jakarta - Kejaksaan Agung akan mengeksekusi 14 terpidana mati narkoba di Nusakambangan Jumat, 29 Juli dini hari ini.

Sejumlah persiapan dilakukan agar eksekusi berjalan lancar karena proses yang harus dilalui cukup panjang. Tak hanya tim eksekutor, eksekusi juga memerlukan kesiapan dari tim kesehatan serta transportasi.

Karena itu, sepanjang Kamis ini Dermaga Wijayapura Cilacap terlihat sangat sibuk oleh kedatangan mereka yang tengah mempersiapkan eksekusi.

Berikut 5 persiapan sebelum eksekusi mati dilakukan:

Regu Tembak

Sejumlah persiapan di Nusakambangan mulai dirampungkan oleh Kejaksaan Agung selaku eksekutor. Salah satunya kesiapan regu tembak dari pasukan Brimob dan Kepolisian.

Pantauan di kawasan Dermaga Wijayapura, Cilacap, Jawa Timur, pada Kamis (28/7/2016), sembilan bus yang mengangkut anggota Brimob terlihat melintas di sekitar lokasi. Namun, bus-bus tersebut tidak mengarah ke depan Dermaga Wijayapura, melainkan ke dermaga milik perusahaan semen PT Holcim.

Di dalam bus itu terlihat para anggota Brimob berseragam lengkap. Mereka dipersiapkan sebagai anggota regu tembak untuk 14 terpidana mati yang akan dieksekusi.

Diduga, regu tembak tak hanya berasal dari Polda Jawa Tengah saja, melainkan dari Polda lainnya di sekitar Jateng, seperti Yogyakarta. Hal ini terlihat dari pelat nomor tiap bus pengangkut regu yang berbeda-beda, di antaranya pelat nomor AA, H, AD, AB, dan G.

Seorang anggota polisi yang menolak disebutkan namanya membenarkan bus-bus yang masuk ke dermaga PT Holcim merupakan kendaraan yang mengangkut personel regu tembak.

"Iya bener, itu regu tembaknya sudah pada datang," ucap dia.

17 Ambulans

Sebanyak 17 ambulans tiba di Pulau Nusakambangan dengan membawa peti jenazah. Ambulans tersebut tersebut  menyeberang ke Pulau Nusakambangan secara bertahap pada pukul 06.00 WIB dan 06.30 WIB.

14 di antaranya membawa peti jenazah dan tiga lainnya sebagai cadangan.

Selain itu, 14 mobil pengawalan dari Unit Patroli Jalan Raya Direktorat Lalu Lintas Kepolisian Daerah Jawa Tengah untuk mengawal ambulans pembawa jenazah terpidana mati juga telah disiagakan.

Mobil itu disediakan di halaman Stasiun Pandu yang bersebelahan dengan Dermaga Wijayapura sejak tadi pagi.

11 Mobil Pengawalan

Eksekusi mati jilid III segera dilaksanakan di Pulau Nusakambangan. Belasan mobil pengawalan dari Direktorat Lalu Lintas Kepolisian Daerah Jawa Tengah disiagakan di sekitar Dermaga Wijayapura, Cilacap, sejak Kamis pagi.

Sebanyak 11 mobil pengawalan dari Unit Patroli Jalan Raya (PJR) Ditlantas Polda Jateng tiba di tempat penyeberangan khusus menuju Pulau Nusakambangan pukul 07.10 WIB.

Mobil-mobil itu diparkir di halaman Stasiun Pandu PT Pelabuhan Indonesia III Cabang Tanjung Intan yang bersebelahan dengan Dermaga Wijayapura.

Seorang polisi mengaku tidak tahu pasti jumlah mobil pengawalan yang disiagakan itu. "Sementara baru 11 unit, enggak tahu nanti ada berapa," kata dia singkat seperti dilansir Antara, Kamis (28/7/2016).

Selang 15 menit, tiga mobil pengawalan kembali terlihat memasuki halaman Stasiun Pandu.

Hingga pukul 07.30 WIB, ada 14 mobil pengawalan yang disiagakan di sekitar Dermaga Wijayapura.

Tim DVI

Jelang eksekusi mati jilid III, kesibukan mulai terlihat di depan Dermaga Wijayapura, Cilacap, Jawa Tengah pada Kamis (28/7/2016) malam.

Setelah satu buah bus berisi puluhan jaksa merapat, kali ini dermaga Wijayapura kembali melayani tamunya. Satu unit bus berisi keluarga terpidana mulai menyeberang ke Nusakambangan.

Tak hanya itu, tim dari Disaster Victim Identification (DVI) Polri juga terlihat menyusul masuk ke dermaga. Tim DVI diperkirakan berjumlah empat anggota dengan menumpang satu unit mobil patroli polisi.

"Bus yang didepan itu isinya keluarga terpidana," kata seorang penjaga dermaga Wijayapura yang enggan disebut namanya, Kamis (28/7/2016).

Rohaniwan

Puluhan orang yang tergabung dalam tim identifikasi atau dokter kesehatan Polda Jawa Tengah masuk ke Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah. Mereka masuk ke Nusakambangan sekitar pukul 18.45 WIB.

Dari pantauan di Dermaga Wijayapura, Kamis (28/7/2016), selain tim dokter identifikasi (DVI) keluarga terpidana juga ikut dalam rombongan yang dibawa dengan bus besar tersebut.

Selang beberapa menit, rohaniwan pendamping agama Katolik, Romo Carolus Burrows juga terlihat berjalan memasuki Dermaga Wijayapura. Ia mendapat pengawalan ketat aparat Brimob.

Romo Carolus enggan memberikan pernyataaan kepada media.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya