Liputan6.com, Jakarta - Penyidik Polres Metro Jakarta Pusat membantah kondisi psikologis siswi magang di Kantor Wali Kota Jakarta Pusat dalam kondisi tertekan. Bahkan, kepolisian menyebut kondisi siswi tersebut baik.
"Siapa yang bilang tertekan? Orang diperiksa sambil makan. Apa yang tertekan? Ada orangtua sama pengacaranya. Jadi, gimana bisa dibilang tertekan? Kalau dia tertekan, pengacaranya juga bisa protes. Tapi ini nggak," ujar Kasat Reskrim Polrestro Jakarta Pusat AKBP Tahan Marpaung saat dihubungi Liputan6.com di Jakarta, Jumat (12/8/2016)..
Polisi menjadwalkan memeriksa kondisi kejiwaan siswi magang tersebut pada Senin 15 Agustus pekan depan di Tim Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A). Sebelumnya kondisi kejiwaan siswi tersebut sudah diperiksa oleh kepolisian dan dinyatakan tidak bermasalah.
"Rencananya hari Rabu kita (polisi) periksa ke Tim P2TP2A, tapi pelapor mengaku sakit. Pelapor malah ke Komnas Perlindungan Anak. Hari ini rencananya kami periksa, tapi psikolognya nggak ada," kata Tahan.
Menurut Tahan, tes psikologi memang dilakukan berulang kali untuk mengetahui kondisi psikologi pelapor.
"Tes psikologi itu harus 2 sampai 3 kali, baru kami dapat hasil," ujar Tahan.
Polisi sebelumnya telah mengonfrontasi siswi magang tersebut dengan tiga PNS yang dituduh melakukan pencabulan. Namun dari hasil yang didapat, polisi justru menemukan beragam kejanggalan.
"Hasil konfrontasi yang dihadiri para PNS Pemkot Jakarta Pusat, terlapor dan pelapor sebagai berikut, saksi H pada hari itu sedang lepas dinas. Saksi AA di jam yang sama sedang dinas di luar kantor, di hotel daerah Tanah Abang bersama dua rekannya," tutur Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Awi Setiyono, Selasa 9 Agustus 2016.
Sebelumnya, Herbert Aritonang selaku pengacara korban, mengaku kliennya dalam kondisi terpuruk setelah kejadian dugaan pencabulan.
"Psikologisnya masih down, komunikasi dengan korban harus lembut," kata Herbert Aritonang, Selasa 9 Agustus 2016.
Siswi Magang Korban Dugaan Pencabulan PNS Tes Kejiwaan 2-3 Kali
Pemeriksaan psikologis dilakukan 2-3 kali guna mendapatkan hasil dari pemeriksaan kejiwaan pelapor.
Diperbarui 12 Agu 2016, 15:20 WIBDiterbitkan 12 Agu 2016, 15:20 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Produksi Liputan6.com
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Pernyataan Keras UAH Terkait Kasus Pelecehan Dokter PPDS di RSHS Bandung
75 Tahun Hubungan Diplomatik China-Indonesia, dari Laksamana Cheng Ho hingga Kereta Cepat
Meghan Markle Isyaratkan Busana Paskah Lilibet, Ternyata dari Brand Favorit Kate Middleton
Pantangan Mengejek Anak Gimbal Dieng, Diyakini Undang Nasib Buruk
Selain Dire Wolf, Ini 5 Hewan Purba yang Pernah Dihidupkan Kembali
Jadwal Sholat DKI Jakarta, Jawa dan Seluruh Indonesia Hari Ini Kamis 17 April 2025
3 Fakta Terkait Pertemuan Prabowo dengan Wakil Perdana Menteri Rusia di Istana Merdeka
Game Online Mobile Legend Jadi Celah Perbuatan Asusila Seorang Pria di Banjarmasin
Olivia Rodrigo Zodiac Sign: Exploring the Astrological Profile of a Pop Sensation
Budiman Sujatmiko Target Petani Miskin Ekstrem Hilang dalam 2 Tahun
Link Live Streaming Liga Champions Inter Milan vs Bayern Munchen, Mau Mulai di Vidio
Sholat Bisa jadi Wasilah Cepat Kaya, Caranya Begini Kata Ustadz Adi Hidayat