Aksi Kejar-kejaran Angkot dan Petugas Saat Penertiban di Kota Tua

Tak hanya menderek angkot yang ngetem sembarangan, petugas juga menertibkan parkir liar, para PKL, penyandang masalah kesejahteraan sosial.

oleh Muslim AR diperbarui 24 Agu 2016, 19:37 WIB
Diterbitkan 24 Agu 2016, 19:37 WIB
Penertiban Kota Tua
Tak hanya menderek angkot yang ngetem sembarangan, petugas juga menertibkan parkir liar, para PKL, penyandang masalah kesejahteraan sosial. (Liputan6.com/Muslim AR)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Kota Jakarta Barat menurunkan ratusan personel gabungan dari TNI, Polri, Satpol PP, Suku Dinas Perhubungan, dan Unit Pengelola Kegiatan (UPK) Kota Tua.

Pantauan Liputan6.com, Rabu (23/8/2016), ratusan petugas itu tergabung dalam tim terpadu penertiban kawasan Kota Tua. Mereka menyisir kawasan wisata itu, untuk mensterilkan kawasan yang berada di kawasan Jakarta Barat itu.

Ratusan petugas itu mulai mensterilkan halaman Taman Fatahillah, sekitar pukul 16.15 WIB. Kemudian, mereka menyisir kawasan depan stasiun Jakarta Kota atau Beos.

Namun, situasi di depan stasiun yang selalu terjadi kemacetan akibat angkutan ngetem dan pedagang kaki lima (PKL), mendadak sepi. Petugas hanya mendapati belasan angkot yang masih ngetem, namun mereka langsung kabur.

Mereka yang berhasil kabur, langsung berteriak kepada rekan sesama sopir. "Jalan... jalan... razia, bawa derek," teriak seorang sopir sembari mengendarai angkotnya.

Akibat situasi tersebut, seorang sopir angkot nyaris menabrak anggota Satpol PP yang hendak menghentikan laju mobilnya. Angkot tersebut berusaha kabur.

Namun, para petugas langsung mengejar dan mencegah angkot 15A jurusan Kota-Tanjung Priok itu. Seorang petugas ada yang mengambil kunci kontak angkot berwarna biru itu.

Petugas gabungan tersebut kemudian menderek angkot tersebut. Hingga pukul 17.00 WIB, petugas menderek dua angkot yang diduga melanggar aturan.

Tak hanya menderek angkot yang ngetem sembarangan, petugas juga menertibkan parkir liar, para PKL, penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS), dan kendaraan-kendaraan yang menghambat lalu lintas di sekitar kawasan Kota Tua.

Seorang PMKS tampak digelandang ke bus milik Suku Dinas Sosial, dan dua pekerja seni yang menjajakan lukisannya juga ditegur, serta dipaksa meninggalkan lokasi tersebut.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya