Liputan6.com, Depok - Setiadi (45), warga perumahan Pancoran Mas Permai, Blok H-9, Kota Depok, Jawa Barat bikin heboh. Musababnya, dia membeli motor seharga Rp 33 juta dengan koin seribuan. Lalu, dari mana ide nyeleneh itu terlintas di pikiran Setiadi?
"Dulu orangtua setiap pergi ke sawah atau ke kali selalu pulang membawa batu. Tak terasa batu bisa dipakai membangun rumah dari batu satu atau dua biji itu. Saya terinspirasi dari situ," kata Setiadi saat dihubungi Liputan6.com di Depok, Senin 26 September 2016.
Advertisement
Baca Juga
Dia punya alasan mengapa koin seribuan yang dia kumpulkan untuk membeli motor idamannya itu. Koin seribuan, menurut dia, sedap dipandang mata karena warnanya mengilap dan bentuknya yang imut.
Koin-koin itu lalu dia simpan di dalam drum bekas oli. Tanpa dia sadari, koleksi koin berlambang angklung tersebut sudah menumpuk hingga terkumpul sebesar Rp 32 juta.
Apalagi, semenjak mengumpulkan uang koin, Setiadi, merasakan manfaat lainnya. Dia menjadi lebih irit dalam berbelanja.
"Saya kumpulkan pecahan seribuan itu sudah sejak lima tahun lalu. Cuma seneng aja dengan bentuk seribu perak itu, bertahun-tahun warnanya juga tidak berubah. Simpan uang koin lebih banyak manfaatnya dibandingkan menyimpan uang dalam jumlah besar di ATM," ungkap Setiadi.
Setiadi punya cara sendiri dalam mengumpulkan uang koin seribuan. Saban hari, dia meminta kembalian sisa belanjaan kepada istrinya.
Cara nyeleneh lainnya adalah dengan menukarkan sebagian gajinya ke koin seribuan. Pernah juga dia menukarkan seluruh THR-nya dengan uang recehan. Tidak jarang para sahabatnya ikut membantu mengumpulkan koin seribuan.
"Temen-temen bantu kumpulin, mereka kasih kembalian tol ke saya. Ya saya senang. Terkadang juga ada temen-temen yang minta nukerin uang lembarannya ke saya, ada yang sepuluh ribu, duapuluh ribu," kata dia.
Menurut Setiadi, awalnya dia tidak punya niat untuk membeli Honda CBR 150 cc. Justu koin-koin yang terkumpul semula dia niatkan untuk 'salam tempel' saat Lebaran. Namun karena saat Lebaran dirinya selalu pulang kampung, uang itu akhirnya tak terpakai dan tersimpan hingga menumpuk.
"Sebenernya kalau ngumpulin duit buat beli motor enggak kepikiran buat ke situ," Setiadi memungkasi.