Liputan6.com, Mekah - Gua Hira yang berada di Jabal Nur, Mekah menjadi tempat yang memiliki sejarah penting dalam perjalanan Rasulullah SAW. Lokasi ini pun menjadi tempat utama buruan jemaah haji setelah rampung melaksanakan rukun Islam kelima.
Keramaian peziarah sudah mulai terlihat sejak pukul 02.00 waktu Saudi. Mereka yang berasal dari berbagai negara seperti Indonesia, Turki, China, dan India bergerak dari bawah gunung secara berombongan.
Baca Juga
Sinar-sinar putih kecil yang terpancar dari handphone mereka terlihat bak kunang-kunang di malam hari. Cahayanya menerangi jalan setapak untuk dilalui.
Advertisement
Perlu tenaga ekstra untuk sampai di tempat Rasulullah menerima wahyu pertama tersebut. Gunung Jabal Nur yang menyimpan gua Hira itu memiliki ketinggian 640 meter. Ratusan anak tangga berjejer ke atas membentuk jalan yang berliku.
Banyak pengunjung yang napasnya tersengal sengal saat menyusuri satu per satu tangga yang memiliki ketinggian antara 10-40 centimeter. Di tambah posisi vertikal gunung yang mencapai sekitar 80 derajat. Tak pelak, mereka pun banyak yang beristirahat di sisi jalan sambil menenggak air minum yang dibawanya.
Di sepanjang jalur pendakian, ada sejumlah orang tua yang duduk menanti belas kasihan. Di sisinya, ada coran semen belum kering yang membentuk anak tangga. Sambil menunjuk 'proyek' belum jadi itu, mereka meminta uang kepada setiap orang yang lewat.
"Haji haji, Indonesia bagus..bagus..," ujar orang tua itu merayu jemaah haji Indonesia yang lewat di depannya.
Mereka yang iba, merogoh koceknya untuk berbagi. Di kaleng tempat uang, ada beberapa uang terkumpul dari pecahan satu riyal.
Jika kondisi fisik bagus, jemaah dapat mencapai puncak dalam waktu sekitar 45 menit. Namun bila napas tak kuat, mereka butuh waktu agak lama, yaitu sekitar satu jam lebih.
Setelah sampai di atas puncak Jabal Rahmah, para jemaah harus kembali turun untuk selanjutnya berbelok ke arah kanan menyusuri tebing. Gua Hira yang menjadi tempat Nabi mengasingkan diri itu memang berada di belakang gunung jika dari arah Mekah.
Di mulut gua Hira, para jemaah berdesakan mengantre untuk dapat masuk ke dalam. Mereka berbaur. Butuh waktu agak lama untuk dapat melongok ruang gua, tempat turunnya wahyu pertama kepada Nabi Muhammad SAW tersebut.
Sambil menunggu giliran, para jemaah mengumandangkan salawat Nabi. Tak ayal, lantunan salawat itu pun menggema dan memecah keheningan malam.
Tangis Keharuan
Di tengah kerumunan jemaah di puncak Jabal Nur, Husnabuah bersujud di atas sebuah batu. Air matanya mengalir diiringi suara isakan. Wajahnya yang basah dengan air mata diusap dengan kerudung hijau mudanya.
"Saya nangis terharu mas, tidak bisa bayangkan perjuangan Nabi kala itu," ujar dia kepada Liputan6.com, Jumat 30 September 2016.
Husnabuah yang berusia 47 tahun itu mengungkapkan butuh perjuangan untuk bisa sampai ke Jabal Nur. Segala upaya dan tenaga dikerahkan secara maksimal. Namun begitu, rasa lelah hilang tatkala berada di puncak gunung.
"Enggak pernah terbayang, saya sampai di sini hilang semua lelahnya," ucap dia.
Menilik sejarah, gua Hira menjadi tempat diturunkannya wahyu pertama Allah yang disampaikan malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW. Kala itu, Nabi yang berusia mendekati 40 tahun mengasingkan diri dari kehidupan jahiliah hingga Allah mengutus malaikat Jibril untuk menyampaikan wahyu.
"Iqra," ucap Jibril kepada Muhammad. "Saya tidak dapat membaca," kata Rasullullah.
Akhirnya atas bantuan Jibril, Nabi Muhammad pun membaca surat Al Alaq ayat 1-5 yang merupakan wahyu pertama kepadanya.
Advertisement