JK Imbau Parmusi Jangan Jadi Partai Politik

Sebab, jika masuk dalam politik, nantinya Parmusi akan terbatas dalam bergerak di bidang tersebut

oleh Nanda Perdana Putra diperbarui 01 Okt 2016, 22:31 WIB
Diterbitkan 01 Okt 2016, 22:31 WIB
JK Halal Bihalal di Makassar hingga Ancol Diserbu 15 Pengunjung
Halal bihalal di kediaman Wapres Jusuf Kalla diwarnai kericuhan. Sementara kawasan Pantai Ancol, Jakarta Utara dibanjiri 15 ribu pengunjung.

Liputan6.com, Jakarta - Jusuf Kalla atau JK meminta Persaudaraan Muslimin Indonesia (Parmusi) tidak melangkah ke ranah politik.

"Beberapa minggu lalu Usamah (Ketua Umum Parmusi) menemui saya dan mengundang. Saya kasih syarat agar jangan meningkatkan hasrat politik di Parmusi. Jangan jadi kendaraan politik," kata JK di sela Milad ke-17 Parmusi di kawasan Jalan Sudirman, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Sabtu (1/10/2016).

JK menyatakan, Parmusi harus fokus dengan gerakannya di bidang sosial masyarakat. Jangan coba menyusul lima partai Islam yang sudah ada yakni Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Bulan Bintang (PBB), dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

"Harus fokus ke dakwah bil hal (perbuatan) dan bil lisan (perkataan). Tapi hal nya harus lebih tinggi daripada lisan. Kita tidak kurang birokrat tapi kurang yang bekerja di bidang sosial kemasyarakatan," jelas dia.

Sebab, jika masuk dalam politik, nantinya Parmusi akan terbatas dalam bergerak di bidang tersebut. Dengan adanya organisasi di luar politik, maka akan ada keseimbangan dalam perkembangan kesejahteraan di Indonesia.

"Upaya itu tidak ada batasnya, tapi politik ada batasnya. Lima tahun misalnya. Saya yakin dapat dilaksanakan bersama-sama demi kita semua. Karena itu maka harus betul-betul aktif di sosial, ekonomi, dan kesejahteraan dan dakwah," JK menandaskan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya