PBNU Peringati Hari Santri Nasional

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama memperingati Hari Santri Nasional (HSN) 2016 di halaman Monumen Nasional, Jakarta.

oleh Liputan6 diperbarui 22 Okt 2016, 15:03 WIB
Diterbitkan 22 Okt 2016, 15:03 WIB
Hari Santri Nasional 2016 di Monas
Hari Santri Nasional 2016 mengusung tema "Menciptakan Kehidupan Santri Dalam Berbangsa dan Bernegara."

Liputan6.com, Jakarta - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama memperingati Hari Santri Nasional 2016 di halaman Monumen Nasional, Jakarta. Ini merupakan peringatan pertama kali Hari Santri Nasional.

"Hari ini, keluarga NU dan rakyat Indonesia, memperingati peristiwa mengenang jasa ulama dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari rongrongan penjajah," kata Ketua Umum PBNU Said Aqil Siraj, Jakarta, seperti dilansir Antara, Sabtu (22/10/2016).

Hadir dalam peringatan Hari Santri Nasional itu, perwakilan sejumlah ormas keagamaan Islam dan lintas agama, santri dari berbagai pondok pesantren, perwakilan figur publik dan elemen masyarakat lainnya.

Dia berharap perjuangan kaum santri di awal kemerdekaan Indonesia mampu diaktualisasikan di masa kini. Caranya, dengan menolak terorisme, radikalisme, gerakan ekstrem, melawan kemiskinan dan memerangi peredaran narkoba.

Said juga mengatakan Hari Santri adalah momentum memperingati keluarnya resolusi jihad oleh pendiri NU Hasyim Asy'ari dengan tujuan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Resolusi itu, lanjut dia, keluar pada 22 Oktober 1945 di Surabaya, Jawa Timur guna mencegah kembalinya Belanda yang membonceng tentara sekutu NICA untuk kembali menguasai Indonesia yang telah mendeklarasikan kemerdekaannya.

Menurut dia, Indonesia hampir tidak bisa melepaskan diri dari penjajah, apabila tidak ada perlawanan dari kaum santri yang turut mengangkat senjata melawan penjajah setelah keluarnya resolusi jihad.

"Pemicu Resolusi Jihad di bawah komando Hasyim Asy'ari. Ada kewajiban membela Tanah Air untuk melawan tentara NICA," kata Said.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya