Passion Jokowi Lewat Peringatan Sumpah Pemuda di Istana

Jokowi ingin Istana tidak hanya menjadi institusi politik dan tata negara, tapi jadi tempat berkembangnya seni budaya.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 28 Okt 2016, 08:39 WIB
Diterbitkan 28 Okt 2016, 08:39 WIB
Jokowi
Joko Widodo merupakan Presiden ke-7 Indonesia yang memenangi Pemilihan Presiden bersama wakilnya Jusuf Kalla pada 2014

Liputan6.com, Jakarta - Istana Kepresidenan akan menggelar peringatan Hari Sumpah Pemuda. Berbagai pertunjukan seni budaya akan disuguhkan malam ini.

Presiden Joko Widodo atau Jokowi rupanya menjadi inisiator sekaligus konseptor acara ini. Jokowi ingin Istana tidak hanya menjadi institusi politik dan tata negara, tapi jadi tempat berkembangnya seni budaya.

"Komitmen beliau itu membangun ruang budaya untuk publik di lingkungan istana. Magic word-nya itu. Ini bukan hanya pas 28 Oktober, tapi coba yang lain, menerima tamu negara, bendera pusaka pas 17 Agustus. Ada anasir-anasir Indonesia yang ditampilkan. Ini passion beliau," kata Kepala Sekretariat Presiden, Darmansjah Djumala, saat dikonfirmasi, Jakarta, Jumat (28/10/2016).

Masyarakat akan disuguhkan pagelaran seni di tiga panggung berbeda. Sedikitnya 4.131 undangan disebar kepada masyarakat di perkampungan.

Warga nantinya akan duduk lesehan di aspal. Jokowi ada di salah satu panggung yang paling dekat dengan masyarakat.

"Kan panggungnya di jalan. Di depan beliau nanti rakyat. Jadi berbaur sama rakyat. Jadi itulah passion beliau itu. Jangan pisahkan rakyat dari saya, jangan pisahkan rakyat dari Istana," ucap Djumala.

Untuk urusan keamanan, pihaknya menyerahkan sepenuhnya kepada Paspampres. Yang penting, semua aman tanpa harus membuat jarak antara Presiden dengan masyarakat.

Acara dimulai sejak pukul 19.30-22.00 WIB. Acara diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, Pembacaan Sumpah Pemuda dan statement kebudayaan oleh Presiden. Barulah 11 pertunjukan seni akan tampil secara bergantian diiringi orkestra dari Semarang.

"Presiden pakai baju santai, baju putih digulung. Kalau pakai jas kan enggak cocok. Kami tulis (di undangan) bebas rapi, kok," ucap Djumala.

"Passion beliau (Jokowi) kepada budaya itu tinggi. Jangan melulu politik. Istana itu kan politik pemerintahan, administrasi pemerintah. Seolah-olah untouchable. Sekarang setiap bulan kita adakan pergantian Paspampres, bisa selfie sekarang, bisa peace, bisa senyum," tutur Djumala.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya