Liputan6.com, Jakarta - Musikus Ahmad Dhani mengaku mengalami kerugian akibat dirinya dilaporkan ke polisi. Dua konser musiknya tak dapat izin manggung dari pihak kepolisian.
"Tanggal 9 November di Jakarta, 11 November di Palembang, batal," kata Dhani di kediamannya, Pondok Indah, Jakarta Selatan, Senin 7 November 2016.
Baca Juga
Dia menjelaskan jika konsernya tersebut dibatalkan lantaran tidak mendapat izin dari polisi. Dhani menyebut, polisi tiba-tiba saja mencabut izin konser.
Advertisement
"Tidak ada izin dari polisi. Tiba-tiba polisi mencabut izin karena ada tekanan dari ProJo (Laskar ProJokowi)," ujar Dhani.
Sebelumnya, Laskar Rakyat Jokowi (LRJ) dan Pro-Jokowi (Projo) melaporkan Dhani ke Polda Metro Jaya. Pria yang kini jadi Calon Wakil Bupati Bekasi itu bakal melaporkan balik kedua ormas ke Polda Metro Jaya Selasa 8 November 2016.
Kedua ormas itu bakal dilaporkan lantaran diduga membuat laporan palsu. Selain itu, Dhani juga tengah mempertimbangkan untuk menuntut. Sebab, dirinya merasa dirugikan secara materiil.
"Dalam tuntutan itu kan ada kerugian materil, nanti kita akan lampirkan juga kerugian materilnya kepada ProJo," ujar dia.
Suami Mulan Jameela ini pun mengaku belum tahu akan meminta berapa besar kerugiannya. Saat ini, kata Dhani, kerugian sedang dihitung.
"Nanti kita hitunglah. Kita kan enggak tahu apakah ini berdampak besar. Karena polisinya polisinya Presiden bukan polisinya rakyat," pungkas Dhani.
Orasi Ahmad Dhani pada demonstrasi aksi damai Jumat 4 November 2016 lalu jadi pelecut dilaporkannya ke polisi. Dhani dianggap melontarkan kalimat bernada menghina presiden.
Laskar Rakyat Jokowi (LRJ) dan Pro-Jokowi (ProJo) telah melaporkan ke Polda Metro Jaya. Laporan terhadap Dhani tertuang dalam laporan polisi bernomor, LP/5423/XI/2016/PMJ/Dit Reskrimum tertanggal 7 November 2016.
Sembari mengklarifikasi, Dhani juga memutar rekaman video orasinya secara utuh. Rekaman video tampak menunjukkan Dhani berorasi di atas mobil komando demonstrasi depan istana Negara. Setidaknya ada tiga kalimat dari orasi Dhani yang dinilai kontroversi dan menyebut kata 'presiden'.