Said Aqil: Warga NU Tidak Usah Ikut Aksi 2 Desember

Dia meminta masyarakat mempercayakan kepada penegak hukum untuk memproses hukum Ahok dengan tuntas.

oleh Fernando Purba diperbarui 25 Nov 2016, 21:49 WIB
Diterbitkan 25 Nov 2016, 21:49 WIB

Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj mengimbau warga NU dan para santri di Banten tidak ikut-ikutan dalam demo lanjutan kasus Ahok pada 2 Desember 2016. Mereka diminta tetap beraktivitas seperti biasa.

"Tidak usah ikut demo, normal saja, rutin saja. Yang cari uang ya cari uang, yang bekerj, bekerja, yang sekolah, sekolah. Demo itu waktu, tenaga, uang, pikiran dan energi kita habis," kata Said Aqil usai istigosah bersama Kapolri dan ribuan warga Banten di Masjid Al-Bantani di Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B) di Serang, Jumat (25/11/2016), seperti dikutip dari Antara.

Dia meminta masyarakat mempercayakan kepada penegak hukum untuk memproses hukum Ahok dengan tuntas. Dalam proses hukum itu, umat Islam hendaknya dapat mengawal kasus tersebut dengan baik.

"Penegak hukum milik kita, undang-undang milik kita, hukum milik kita. Kalau tidak percaya, kita mau percaya sama siapa, mau percaya sama hukum orang asing? Kalau boleh saya mengimbau, tidak usah ikut demo ke Jakarta, menguras energi, waktu, tenaga dan pikiran" kata Said.

Namun demikian, kata dia, jika terpaksa mau ikut demo ke Jakarta harus dilakukan dengan damai, jangan sedikit pun merusak.

"Mengajak kebaikan harus dengan cara yang baik," kata Said.

Sementara itu Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengaku masih berkomunikasi dengan pihak yang berencana menggelar unjuk rasa di Jakarta. Namun dia meminta peserta aksi untuk menggelar aksi di bunderan HI dan sekitarnya.

"Kita berpendapat, itu dari kajian hukum tidak dibenarkan, Pasal 6 dan Pasal 15 UU No 9 Tahun 1998 tidak boleh mengganggu ketertiban umum, tidak boleh mengganggu hak asasi orang lain. Dan itu dapat dibubarkan di Pasal 15," jelas Kapolri.

Ribuan warga sejumlah daerah di Banten mengikuti istigosah bersama ulama, kiai, santri dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian, serta anggota TNI dan Polri.

Dzikir dan doa bersama dipimpin KH Arifin Ilham serta tausiyah kebangsaan disampaikan Said Aqil Siradj dan ustad Syarif Rahmat.

Cukup Doa

Imbauan serupa juga diserukan Kapolres Metro Bekasi Kota Kombespol Umar Surya Fana. Dia meminta warga tidak turun ke Jakarta dalam aksi 2 Desember 2016

Umar yang didampingi Dandim 0507 Kota Bekasi, Letkol Inf Wawan Kusnendar ini bertemu 78 ulama dari sejumlah ormas Islam di Bekasi, Jumat (25/11/2016).

"Pertemuan ini adalah silatuhrahmi. Saya dan Pak Dandim dengan ulama harus jadi satu gerbong yang sama, meminta dan memohon kepada ulama (untuk tidak demo) karena kasus tersebut sudah ditangani secara proporsional," ujar Umar.

Ia menambahkan, jika menyampaikan pendapat di muka umum memang diperkenankan Undang-Undang. Namun demo itu harus dapat menghormati keamanan dan ketertiban umum.

Karena itu, jika memang umat muslim Bekasi tetap bersikeras bertolak ke Jakarta, pihaknya telah siap memberikan pengawalan penuh terhadap aksi tersebut.

"Kami mengimbau, agar imbauan itu diteruskan kepada ulama dan masyarakat atau kepada umatnya, tidak perlu ke jalan dan datang ke sana (Jakarta), kita cukup berdoa dan mengawasi dari jauh," ujar Umar.

Sementara itu Ketua Front Pembela Islam (FPI) Bekasi, Murhalih Barda, yang hadir dalam dialog bersama tersebut, mengaku akan tetap menggelar demonstrasi ke Jakarta pada Jumat 2 Desember 2016. Mereka datang untuk menuntut Bareskrim Polri segera memenjarakan cagub incumbent di Pilgub DKI Jakarta 2017 tersebut.

"Yang jelas kita tetap satu visi, penjarakan Ahok, dan ini bukan rasis dan bukan perkara membikin kerusuhan Indonesia. Tapi, tetap kita meminta pertanggungjawaban polisi untuk penjarakan Ahok. Kita tetap dan harus, umat Islam akan tetap demo, tujuan kita tetap penjarakan Ahok," kata Murhalih.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya