Liputan6.com, Jakarta - Tawuran terjadi di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Kali ini, dua kelompok pemuda saling baku hantam di Kampung Kedung Gede, Tambun Selatan, Minggu dinihari. Akibat tawuran itu, seorang pemuda tewas.
Informasi yang dihimpun, Minggu (27/11/2016), tawuran bermula ketika sekelompok pemuda dari Kampung Rawa Aren melintasi Kampung Tegalgede pada Sabtu 26 November 2016 sekitar pukul 23.00 WIB.
Kedua kelompok itu terlibat cekcok mulut. Hingga ancaman pun dilontarkan oleh kelompok Rawa Aren terhadap Kedung Gede. "Tunggu ya, saya akan balik lagi," kata seorang pemuda saat itu.
Advertisement
Benar saja, sekitar pukul 01.00 WIB rombongan pemuda itu kembali datang ke lokasi. Hingga akhirnya mereka terlibat tawuran dengan menggunakan berbagai senjata tajam.
Akibatnya, seorang pemuda M Yunus Ardiyansyah (24) tewas mengenaskan. Duda beranak satu itu menderita tiga luka tusuk di bagian perut.
Menurut saksi, Ezra, korban tewas setelah duel dengan seseorang dari kelompok lawannya. Rivalnya itu dikabarkan juga menderita luka bacok yang cukup serius.
"Awalnya saling ejek terus saling serang dua kelompok pemuda. korban tewas dengan luka bacokan. Lawannya juga kena. Enggak tau tewas apa enggak. Sekarang ada di rumah sakit," kata saksi.
Kasie Humas Polsek Tambun Iptu Tri Mulyono saat dikonfirmasi membenarkan peristiwa tersebut. Ia mengaku pihaknya masih menyelidiki ihwal tawuran tersebut. Sejumlah saksi tengah diperiksa intensif untuk mengidentifikasi pelaku tawuran.
"Kami masih mendalami motif tawuran," ujar Tri.
Dari lokasi kejadian, petugas yang melakukan olah TKP berhasil mengamankan sebilah senjata tajam jenis cocor bebek berukuran besar. Senjata itu diduga yang dipakai untuk membunuh korban. Penyidik, kata Tri, telah menyita senjata tersebut sebagai barang bukti.
Sementara itu, ayah korban, Munandar menjelaskan putra pertamanya itu adalah korban salah sasaran. Ia menjelaskan jika Yunus sejatinya hanya ikut menonton dan mencoba melerai aksi tawuran yang terjadi di wilayahnya.
"Saya dapet kabar anak saya di rumah sakit enggak tahunya udah meninggal. Anak saya itu enggak pernah nongkrong, enggak pernah keluar malem. Tapi kok jadi korban. saya aja enggak ada firasat enggak ada sama sekali," kata Munandar didampingi istrinya, Rani.