Banjir di Tuban dan Bojonegero Telan 2 Korban Jiwa

Tinggi muka air Sungai Bengawan Solo di Tuban dan Lamongan masih meluap sehingga masih Siaga Merah.

oleh Liputan6 diperbarui 03 Des 2016, 23:30 WIB
Diterbitkan 03 Des 2016, 23:30 WIB
Seorang Pelajar di Tuban Jadi Korban Luapan Bengawan Solo
(@BPBDTuban) Tim SAR Gabungan dibantu warga saat melakukan pencarian korban tenggelam di Plumpang, Tuban

Liputan6.com, Jakarta Tinggi muka air Sungai Bengawan Solo di Jawa Timur sebagian sudah mulai menurun, khususnya di wilayah Bojonegoro. Namun, di Tuban dan Lamongan masih meluap sehingga masih Siaga Merah.

Pada Sabtu (3/12/2016) pukul 18.00 WIB, tinggi muka air Sungai Bengawan Solo di Bojonegoro 13,62 meter. Sudah di bawah dari ambang batas level Siaga Merah yaitu 15 meter.

"Artinya tinggi muka air Bengawa Solo berada pada Siaga Kuning. Hal ini menyebabkan sebagian banjir di wilayah Bojonegoro mulai surut," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulisnya, Sabtu.

Sutopo menjelaskan tinggi muka air di Babat Tuban pada pukul 18.00 WIB terukur 8,68 meter. Jauh di atas batas minimum Siaga Merah yaitu 8 meter, sehingga Sungai Bengawan Solo meluap.

Begitu juga ke bagian hilir juga masih melebihi ambang batas minimum Siaga Merah. Seperti Stasiun Laren terukur 6,18 meter (ambang batas 5,5 meter), dan di Stasiun Karanggeneng terukur 4,75 meter (ambang batas 4,5 meter).

Kondisi tersebut, kata Sutopo, menyebabkan wilayah Tuban ke hilir masih terendam banjir. Banjir makin meluas di wilayah Tuban karena naiknya debit Bengawan Solo.

"Hingga Sabtu banjir masih merendam 34 desa di 5 kecamatan yaitu Kecamatan Widang, Parengan, Soko, Rengel dan Plumpang di Kabupaten Tuban Provinsi Jawa Timur," kata dia.

Sebanyak 5.672 rumah atau 18.425 jiwa terendam banjir. Banjir juga merendam jalan sepanjang 67.565 meter, 28 unit sekolah, 8 masjid, 20 musala, 2.262 hektare sawah, 322 hektare tegalan dan 25 hektare tambak.

"Banjir juga menyebabkan satu orang tewas akibat berenang di tempat banjir kemudian hanyut," kata dia.

Korban tersebut bernama Bagus Aji pelajar SMA berumur 17 tahun di Kabupaten Tuban asal Dusun Sisir, Desa Kedungsoko, Kecamatan Plumpang. Bagus ditemukan tewas setelah tenggelam di Bengawan Solo pada Sabtu pukul 12.00 WIB.

Daerah yang paling parah terendam banjir adalah di Kecamatan Rengel, hingga 2.298 rumah terendam banjir dan 9.192 jiwa terdampak banjir di 12 desa. Diperkirakan kerugian banjir mencapai puluhan miliar rupiah.

Banjir Bojonegoro Rugikan Rp 35 M

Sementara, Sutopo melanjutkan, banjir di Bojonegoro sudah mulai surut. Banjir menyebabkan 86 desa di sembilan kecamatan terdampak. "Satu orang meninggal dunia karena terpeleset saat bermain di lokasi banjir dan hanyut."

"Pengungsi mencapai 1.101 jiwa. Sebagian pengungsi sudah pulang ke rumah. Sebanyak 7.145 rumah terendam banjir, di mana sembilan unit rumah rusak berat," sambung dia.

Banjir di Bojonegoto juga merendam 4.383 hektare sawah, 686 ekor ternak, 24 unit sekolah, 7 masjid, 24 musala. Tinggi banjir 10 hingga 90 sentimeter. Kerugian sementara diperkirakan Rp 35 miliar.

"Upaya penanganan darurat terus dilakukan. Bupati Bojonegoro dan Bupati Tuban telah mengeluarkan status darurat. Tim Reaksi Cepat BNPB berada di lokasi banjir untuk memberikan pendampingan BPBD dalam penanganan darurat bencana," kata Sutopo.

Menurut Sutopo posko, dapur umur, pos pengungsian, dan bantuan telah diberikan kepada masyarakat terdampak. BPBD bersama TNI, Polri, Kementerian PU Pera, Tagana, Basarnas, PMI, relawan, SKPD, dan masyarakat membantu penanganan darurat.

"Masyarakat diimbau untuk selalu waspada untuk mengantisipasi banjir susulan, mengingat potensi hujan masih akan terus meningkat. BNPB dan BPBD terus melakukan koordinasi, untuk penanganan darurat bersama unsur lainnya," imbau dia.

"Para orangtua hendaknya selalu mengawasi anak-anaknya agar tidak bermain di sekitar lokasi banjir, agar tidak timbul korban jiwa," tandas Sutopo.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya