Kepala BNPT Ingatkan Bahaya Teroris yang Tak Tampak

Menurut Kepala BNPT, penyelesaian tindak pidana terorisme juga harus dibarengi dengan tindakan lunak seperti deradikalisasi.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 07 Des 2016, 06:27 WIB
Diterbitkan 07 Des 2016, 06:27 WIB
20161128-Yenny Wahid dan BNPT Bahas Kerukunan Sosial-Kegamaan di Indonesia-Jakarta
Kepala BNPT Komjen Pol Suhardi Alius memberi paparan dalam seminar Mempromosikan Kerukunan Sosial Kegamaan di Indonesia, Jakarta, Senin (28/11). Seminar juga Direktur eksekutif Wahid Institute, Yenny Wahid. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Suhardi Alius menilai, kasus terorisme di Indonesia bak fenomena gunung es. Menurut dia, yang terlihat saat ini hanyalah pelaku teroris yang ditangkap dan diproses hukum.

"Karena teroris merupakan persoalan gunung es. Yang tampak di permukaan hanyalah sebagian kecil, padahal di bawah masih menyimpan persoalan terorisme yang bisa berkembang menjadi aksi teror jika tidak ditangani dengan baik. Yang tampak di permukaan hanyalah mereka yang sudah dipidana kasus terorisme," kata Suhardi di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Selasa 6 Desember 2016.

Sementara yang tidak tampak, Suhardi menambahkan, adalah para keluarga pelaku terorisme, mantan teroris, dan simpatisan organisasi kelompok radikal. Hal ini, menurut Suhardi, merupakan masalah selanjutnya dalam menangani kasus terorisme.

Oleh karena itu, ia mengatakan, penyelesaian tindak pidana terorisme juga harus dibarengi dengan tindakan lunak atau soft approach, yakni dengan cara deradikalisasi.

"Hard approach dengan upaya penegakkan hukum. Soft approach dengan deradikalisasi. BNPT sekarang ini sedang menggarap bagaimana tangani lintas kementerian," terang mantan Kepala Badan Reserse Kriminal Polri ini.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya