Baitul Muslimin Indonesia Jalin Kerja Sama dengan Ulama Mesir

Ahmad Basarah berharap ke depan ulama Mesir dapat terus berdialog secara intensif dengan ulama di Indonesia.

oleh Taufiqurrohman diperbarui 30 Des 2016, 15:40 WIB
Diterbitkan 30 Des 2016, 15:40 WIB
20161230-bamusi
Bamusi menjalin kerja sama dengan ulama Mesir.

Liputan6.com, Jakarta - Sekretaris Dewan Penasihat Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) Ahmad Basarah bertemu Wakil Ketua I Parlemen Mesir Sayyid Mahmoud El Sharif di kantor Pusat Niqobatul Ashraf di Kairo Mesir, Rabu 28 Desember 2016.

Dalam pertemuan itu, Basarah didampingi Dubes RI untuk Mesir, Helmy Fauzi serta Anggota Fraksi PDIP DPR Dwi Ria Latifa.

Selain itu juga dihadiri penasihat Presiden Mesir untuk urusan agama, Syaikh Usama Sayyid Al Azhari, Wakil Rektor Universitas Al Azhar, Syaikh Muhammad Abu Hasyim, dan banyak anggota Niqabatul Ashraf lainnya yang merupakan tokoh-tokoh penting di Mesir.

Pertemuan digelar untuk membangun kerja sama antara Bamusi dengan ulama-ulama Mesir, khususnya yang bergabung dalam Perhimpunan Niqabatul Ashraf yang beraliran Sunni. Hal ini untuk mengembangkan dan menyosialisasikan konsep Islam yang moderat dan rahmatan lil alamin.

Basarah menyinggung peranan penting Presiden RI pertama, Sukarno dengan negara Mesir, khususnya Presiden Mesir Kedua, Gamal Abdul Nasser. Gamal dianggap telah meletakkan fondasi yang kokoh dalam membangun hubungan bilateral Indonesia dan Mesir.

"Terima kasih kepada Pemerintah Mesir karena nama Presiden Sukarno telah diabadikan menjadi nama salah satu jalan penting di Kairo dengan nama Jalan Ahmed Soekarno hingga saat ini," ucap Basarah dalam keterangan tertulis, Jakarta, Jumat (30/12/2016).

Untuk terus meningkatkan kerja sama baik ini, ia berharap agar ke depan ulama Mesir dapat terus berdialog secara intensif dengan ulama di Indonesia guna mencari solusi dan mengampanyekan pentingnya Islam yang rahmatan lil aalamin.

Basarah juga digarisbawahi peranan Mesir dalam mendidik mahasiswa Indonesia melalui Universitas Al Azhar. Keberadaan mahasiswa ini menjadi aset penting dalam upaya untuk menyebarkan ajaran Islam yang moderat sekembalinya mereka ke Indonesia.

"Selain itu, juga dibahas komitmen kedua negara untuk terus mengembangkan serta menjadi pioner bagi pemahaman dan pengamalan ajaran Islam yang toleran yang dapat hidup berdampingan dengan pemeluk-pemeluk agama lainnya dengan damai dan saling menghormati di seluruh dunia," ucap dia.

Dengan demikian, harap Basarah, Islam akan dapat memainkan peranan penting dalam menciptakan perdamaian dunia yang berdasarkan prikemanusiaan dan keadilan sosial bagi seluruh umat manusia.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya