Menhub Beri Bantuan ke Keluarga Taruna STIP Korban Penganiayaan

Budi Karya memastikan akan mengambil tindakan tegas kepada kepala dan perangkat sekolah di STIP jika ada yang lalai dalam menjalankan SOP.

oleh Moch Harun Syah diperbarui 12 Jan 2017, 08:00 WIB
Diterbitkan 12 Jan 2017, 08:00 WIB
201611228-Terminal-Pulo-Gebang-Jakarta-Budi-Karya-FF
Menhub Budi Karya memberi sambutan saat soft launching peresmian Terminal Bus Pulo Gebang Jakarta, Rabu (28/12). Terminal ini disebut-sebut sebagai yang terbesar se-Asia Tenggara, dan akan dijadikan basis utama bus-bus AKAP. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mendatangi rumah duka taruna Amirullah Adityas Putra atau Amir pada Rabu malam 11 Januari 2017. Ucapan turut bela sungkawa disampaikan langsung di hadapan kedua orangtua taruna tingkat 1 itu.

Isak tangis keluarga pun kembali pecah malam tadi. Usai memberikan bantuan, Budi berpamitan dengan keluarga korban.

Budi mengatakan, pihaknya mengecam keras segala bentuk kekerasan yang masih terjadi di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Marunda, Cilincing, Jakarta Utara.

"Menyampaikan penyesalan dan mengutuk kejadian ini dan saya menyampaikan duka cita, semoga arwah ananda diterima. Kita sudah mengirimkan siswa (pelaku) itu ke kepolisian dan saya minta kepolisian bertindak tegas. Dan setimpal atas perbuatannya agar menjadi efek jera," kata Menteri Budi di depan rumah duka, Jakarta Utara, Rabu 11 Januari 2017.

Dia juga memastikan akan mengambil tindakan tegas kepada kepala dan perangkat sekolah di STIP jika ada yang lalai dalam menjalankan SOP. Ia menegaskan, agar kepala sekolah tidak ragu-ragu dalam mengambil tindakan jika ada senior yang berkelakuan preman.

"Kalau ada kejadian lagi langsung kita pecat seniornya. Kami juga akan tegas kepada guru dan seksama. Jadi itu yang ditingkatkan. Dan saya sudah minta kepada sekolah menerapkan SOP, dalam mengawasi anak-anak ini. Ada langkah dalam penindakan. Dan membuat SOP cara memberikan hukuman yang melakukan (kekerasan) itu lebih tegas," terang Budi.

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Polisi Argo Yuwono mengatakan Amir diduga meninggal dunia usai dianiaya para kakak angkatannya di asrama STIP Selasa 10 Januari 2017 malam. Argo menuturkan Amir tidak sadarkan diri usai dada, perut dan ulu hatinya dipukuli empat seniornya.

Para senior itu sempat membawa korban Amir ke tim medis Rabu 11 Januari dinihari. Namun, mahasiswa STIP itu dinyatakan meninggal dunia. Petugas medis dan beberapa saksi kemudian melaporkan kejadian itu ke Polsek Cilincing Jakarta Utara.

Penyidik Polres Jakarta Utara menetapkan lima senior STIP Cilincing, Jakarta Utara, sebagai tersangka kasus dugaan penganiayaan yang menewaskan taruna Amirullah Adityas Putra atau Amir.

Kelima tersangka itu adalah SM, WH, IS, AR, dan JK. Namun untuk tersangka JK, dari hasil pemeriksaan tidak terkait langsung dengan penganiayaan Amir. Tapi tersangka JK diduga kuat ikut menganiaya lima teman seangkatan Amir lainnya.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya