Liputan6.com, Jakarta Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen Wuryanto menegaskan bahwa pasukan perdamaian Indonesia dari Satgas TNI tidak terlibat dalam penangkapan yang terjadi di Bandara Al Fashir, Sudan. Dia membantah bahwa pihaknya mencoba menyelundupkan senjata dan amunisi saat akan kembali ke Indonesia.
"Saya sampaikan bahwa berita tersebut tidak benar," tutur Wuryanto saat konferensi pers 'Klarifikasi Tentang Penyelundupan Senjata di Bandara Al Fashir Sudan' di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (23/1/2017).
Wuryanto menyebut, di Sudan sendiri ada dua satgas misi perdamaian Indonesia di bawah bendera Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Pertama dari TNI adalah United Nations Missions in Darfur (Unamid) dan kedua dari pihak Kepolisian RI yakni Satgas Formed Police Unit (FPU).
Advertisement
Fakta tidak terlibatnya satgas dari pihak TNI pun telah dikonfirmasi ke sejumlah pejabat berwenang dalam penugasan tersebut. Di antaranya adalah Komandan PMMP TNI Brigjen TNI Marzuki yang saat ini berada di New York, Amerika Serikat.
"Kemudian Komandan Sektor Unamid Brigjen TNI Nur Alamsyah di Sudan. Dan Komandan Satgas Yon Komposit TNI Konga XXXV-B Unamid di Darfur Letkol Inf Singgih Pambudi Arinto," jelas Wuryanto.
Terlebih, pasukan Unamid yang terdiri dari 850 personel, tidak ada satu pun yang meninggalkan Sudan. Hanya saja, dia tidak menampik bahwa peristiwa tersebut benar terjadi.
"Yang jelas Satgas yang tugas di Sudan masih melaksanakan penugasan sampai bulan Maret 2017. Peristiwa di bandara adalah ada (terjadi) saat pemulangan satuan tugas yang lain, karena selesai melaksanakan tugas," terang dia.
"Jadi sekali lagi saya katakan, barang tersebut tidak ada hubungannya dengan Kontingen Garuda Unamid. Terkait kronologis secara utuh silahkan konfirmasi ke rekan kita yang lain," pungkas Wuryanto.