Liputan6.com, Jakarta - Para pimpinan Mahkamah Agung (MA) melakukan sidak dengan metode menyamar, Kamis 26 Januari 2017 kemarin. Mereka menyambangi Pengadilan Negeri (PN) dan Pengadilan Agama (PA) di wilayah DKI Jakarta.
Hal itu dibenarkan Ketua Kamar Pidana MA Artidjo Alkostar. Ia mengaku, aksi para pimpinan kali ini sudah lama direncanakan. Dalam penyamarannya, para pimpinan memakai berbagai atribut yang dapat menyamarkan jati diri saat menyamar seperti sarung.
"Kita ini pimpinan hanya untuk membuktikan ya. Komitmen untuk membersihkan, supaya pengadilan ini tetap bersih. (Kita nyamar) supaya kita enak masuknya ke dalam itu. Ke dalam enggak diketahui orang," ucap Artidjo di Balairung MA, Jakarta Pusat, Selasa (31/1/2017).
Advertisement
Dalam penyamarannya, ia mengunjungi PN Jakarta Utara dan Jakarta Pusat. Dia pun berhasil mengungkapkan sesuatu yang diduga bermasalah di PN Jakarta Utara.
"Jadi kita nyamar untuk tidak diketahui. Ada transaksi di masjid sudah difoto. (Dikasih bukti) Ketua PN enggak bisa anu (mengelak) lagi. Orangnya sudah diperiksa. Anunya itu stafnya (Ketua PN) itu jual beli informasi. Ngurus apa, tilang itu," jelas Artidjo.
Meski demikian, ini tidak menjadi bagian dari rutinitas. Sebab, sudah ada Badan Pengawas yang memang mengawasi tindak tanduk pegawai Pengadilan.
"Jadi untuk hanya menegaskan, tugas kita itu hanya mengadili perkara kan bukan intelijen," kata Artidjo.