Profil Jeff Green Atlet Basket yang Layak Dijuluki Veteran NBA, Kini Jadi Panutan Tim Muda Rockets

Jeff Green, veteran Rockets berusia 38 tahun, jadi mentor utama di ruang ganti jelang playoff NBA 2025.

oleh Rizka Nur Laily Muallifa Diperbarui 12 Apr 2025, 12:03 WIB
Diterbitkan 12 Apr 2025, 12:03 WIB
Jeff Green (Foto: Dok. NBA)
Jeff Green (Foto: Dok. NBA)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Jeff Green mungkin bukan nama besar yang sering mendominasi headline, tapi kiprahnya di NBA adalah contoh sempurna dari ketangguhan, profesionalisme, dan evolusi pemain. Setelah 17 musim, bermain di lebih dari 11 tim, dan sempat menjalani operasi jantung terbuka, ia masih tampil untuk Houston Rockets pada usia 38 tahun. Ia kini dikenal sebagai "Uncle Jeff", sosok veteran yang jadi panutan di ruang ganti tim muda Rockets.

Green tidak hanya bertahan, tapi terus memberi dampak. Ia mencetak rata-rata 6,5 poin di musim reguler 2023–24 dan menjadi bagian dari tim Rockets yang lolos playoff pertama kali sejak 2020. Dengan pendekatan empatik, kepemimpinan tenang, dan energi positif, Green diakui sebagai penggerak moral tim di belakang layar.

Pada sebuah kesempatan wawancara dengan The Athletic, Green mengaku menyukai perannya saat ini. “Ketika saya muda, saya punya mentor seperti Kevin Garnett. Sekarang giliran saya membagikan ilmu itu,” ujar Jeff Green. Berbekal pengalaman panjang Green, Rockets punya mentor yang bukan hanya bicara strategi — tapi juga mentalitas pemenang.

Dari Rookie Andalan hingga Veteran Serba Bisa

Jeff Green lahir pada 28 Agustus 1986 di Cheverly, Maryland. Setelah karier gemilang di Georgetown University, ia terpilih di urutan ke-5 NBA Draft 2007 oleh Boston Celtics, sebelum ditukar ke Seattle SuperSonics (yang menjadi Oklahoma City Thunder).

Ia masuk NBA All-Rookie First Team (2008) dan sempat jadi bintang utama di Thunder bersama Kevin Durant dan Russell Westbrook. Selama beberapa tahun, Green bermain sebagai starter andalan dengan rata-rata mencetak 15–17 poin per pertandingan.

Namun, pada 2011 ia didiagnosis mengalami aneurisma aorta dan harus menjalani operasi jantung. Musim 2011–12 terlewatkan, namun ia kembali bermain dan bahkan mencetak 43 poin saat melawan Miami Heat pada 2013, membuktikan ketangguhannya.

Menangis atau Tersenyum, Semua Lihat “Uncle Jeff” Duluan

Kini, di usia 38 tahun dan menjalani musim ke-17, Green bukan lagi starter reguler. Tapi perannya justru makin dalam. Loker Jeff Green terletak tepat di pintu masuk ruang ganti Rockets, menjadi tempat pertama yang dilihat pemain lain setelah pertandingan — menang atau kalah.

Ketika tim menang, ia jadi sosok yang mencairkan suasana: bercanda dengan rookie, menyemangati staf pelatih, bahkan menggoda jurnalis. Saat kalah, ia duduk tenang, memancarkan sikap reflektif dan ajakan untuk bangkit.

Pelatih Ime Udoka, yang pernah melatihnya di Brooklyn Nets, mengatakan bahwa profesionalisme dan pendekatan harian Green telah menular ke para pemain muda.

Alasan Kembali ke Rockets

Jeff Green
Jeff Green (Foto: Dok. NBA)... Selengkapnya

Setelah meraih gelar NBA pertamanya bersama Denver Nuggets pada 2023, Jeff Green bisa saja pensiun atau pindah ke tim besar lain. Tapi ia memilih kembali ke Houston Rockets — tim yang ia bela di playoff 2020.

Bagi Green, tantangannya sekarang adalah bantu pemain muda jadi profesional. Ia menyebut nama Alperen Şengün dan Jalen Green sebagai pemain muda dengan potensi besar.

Rockets sendiri mencatatkan 50 kemenangan di musim reguler 2025, dan kembali ke playoff untuk pertama kalinya sejak 2020. Green menyebut ini bukti bahwa “siklus mentor” dalam NBA masih hidup, dan ia bagian penting darinya.

Peran Taktis: Veteran Penentu, Bukan Pelengkap

Di lapangan, Green tetap berkontribusi. Dalam beberapa pertandingan penting musim ini, ia mencetak dua digit angka — termasuk 19 poin melawan LA Clippers. Flashscore mencatat ia bermain efisien dengan menit terbatas dan rasio tembakan tiga angka yang solid.

Green juga bisa bermain sebagai small forward atau power forward, memberi fleksibilitas untuk rotasi lini depan Rockets. Dia kerap digunakan saat tim butuh ketenangan, khususnya dalam kuarter 3 dan 4.

Selain skill teknis, dia menjadi “mata dan telinga” pelatih di lapangan, membimbing rookie seperti Cam Whitmore dan Jabari Smith Jr. Tidak heran, di mata pelatih Udoka, Jeff Green bukan hanya pemain, tapi asisten coach tidak resmi.

Kehidupan di Luar Lapangan

Jeff Green menyelesaikan kuliah di Georgetown University dengan gelar Bahasa Inggris dan minor di Teologi — sesuatu yang ia capai setelah operasi jantung.

Ia juga aktif membagikan kisahnya untuk menginspirasi atlet muda agar menjaga kesehatan dan tidak mengabaikan pemeriksaan rutin. Kisahnya tentang bangkit dari operasi jantung telah dimuat di berbagai media besar, termasuk ESPN.

Jeff menyebut kariernya sebagai “siklus.” Dulu ia dibimbing, sekarang dirinya membimbing. Dulu ia belajar, sekarang dirinya berbagi.

Pertanyaan Seputar Topik

Q: Siapa Jeff Green?

A: Jeff Green adalah pemain NBA veteran yang kini bermain untuk Houston Rockets dan dikenal sebagai mentor tim.

Q: Apa pencapaian terbesar Jeff Green?

A: Menjadi juara NBA bersama Denver Nuggets tahun 2023, dan mencetak 43 poin dalam satu laga melawan Miami Heat.

Q: Kenapa dia dijuluki 'Uncle Jeff'?

A: Karena usianya yang senior dan gaya membimbing para pemain muda, julukan ini diberikan oleh rekan-rekannya termasuk LeBron James.

Q: Apa alasan Jeff Green kembali ke Rockets?

A: Ia ingin membantu pemain muda berkembang secara profesional dan menikmati tantangan baru setelah jadi juara NBA.

Q: Apakah Jeff Green masih aktif di NBA?

A: Ya, ia masih bermain di musim 2024–2025 dan membawa Rockets kembali ke playoff.

 

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya