3 Penyebab Banjir di Pasuruan Menurut Kemensos

Berbagai bencana alam melanda Tanah Air belakangan ini. Terakhir, banjir melanda Pasuruan, Jawa Timur.

oleh Sunariyah diperbarui 06 Feb 2017, 08:52 WIB
Diterbitkan 06 Feb 2017, 08:52 WIB
Ilustrasi banjir
Ilustrasi banjir

Liputan6.com, Jakarta - Berbagai bencana alam melanda Tanah Air belakangan ini, terakhir, banjir melanda Pasuruan, Jawa Timur. Banjir bertahan di daerah itu selama 2,5 bulan.

Direktur Bencana Alam Kemensos, Adhy Karyono mengatakan, banjir di Kabupaten Pasuruan menerjang 9 kecamatan. Banjir disebabkan curah hujan tinggi yang turun bersamaan dengan air laut pasang, dan pendangkalan sungai.

"Banjir kali ini adalah banjir tahunan yang paling berat di mana selama hampir 2,5 bulan daerah tertentu seperti di Kecamatan Beji yaitu Kedung Ringin dan Kedung Boto terus tergenang," kata Adhy dalam keterangan tertulis dari Kemensos yang diterima Liputan6.com di Jakarta, Senin (6/2/2017).

Menurut dia, solusi yang dapat dilakukan untuk mengurangi genangan adalah normalisasi sungai, mitigasi berupa penanaman pohon di hulu, serta peringatan dini tentang potensi hujan untuk mengurangi risiko ketika banjir.

Sementara itu, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa telah mengintruksikan 33 ribu personel Taruna Siaga Bencana (TAGANA) untuk membantu penanganan bencana di sejumlah daerah di Indonesia.

Kesiapsiagaan TAGANA, kata Mensos, sangat penting. Ini mengingat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan sebanyak 323 kabupaten/kota di Indonesia sangat rawan bencana.

"Ujung tombak pada saat terjadi bencana alam adalah TAGANA dan hari ini ada 33 ribu personel TAGANA bersiap terutama antisipasi terhadap banjir dan tanah longsor," Mensos menjelaskan.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya