SBY: Kunci Jaga Kebhinekaan Adalah Toleransi dan Tenggang Rasa

SBY angkat suara soal isu kebhinekaan yang akhir-akhir ini ramai dibicarakan.

oleh Taufiqurrohman diperbarui 07 Feb 2017, 23:38 WIB
Diterbitkan 07 Feb 2017, 23:38 WIB
20170207- Susilo Bambang Yudhoyono-SBY-Jakarta- Helmi Afandi
Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat memberikan Pidato Politik di HUT ke-15 Partai Demokrat di Jakarta Convention Center, Selasa (7/2). (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) angkat suara soal isu kebhinekaan yang akhir-akhir ini ramai dibicarakan.

" Ada dua pertanyaan kritis yang usik pikiran saya. Benarkah kebhinekaan kita terancam sekarang ini?. Kedua, masih relevankah kita bicara kebhinekaan setelah lebih 71 tahun Indonesia merdeka?," ujar SBY di acara Dies Natalis Partai Demokrat di JCC Senayan, Jakarta, Selasa 7 Februari 2017.

Ketua Umum Partai Demokrat ini menyatakan, untuk pertanyaan pertama dia memastikan tidak ada ancaman serius terhadap kebhinekaan saat ini. Hanya, ada benih-benih yang bisa mengganggu kebhinekaan jika tidak segera dicegah.

Sedang untuk jawaban pertanyaan kedua, SBY menyatakan kebhinekaan masih relevan saat ini.

"Kebhinekaan never ending goal. Menjadi bangsa rukun harmonis dan toleran adalah bagian dari nation building," kata SBY.

Dia menambahkan ada dua kunci sukses jaga kebhinekaan, yakni toleransi dan tenggang rasa.

"Toleransi berarti hormati perbedaan. Tengang rasa  berarti kemampuan dan kesediaan untuk mengendalikan diri. Kita mesti cegah tutur kata dan perbuatan yang bisa melukai, menyinggung, memperolok dan merendahkan keyakinan saudara kita yang beda," ucap SBY.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya