Kembali Dibuka, Pendakian Gunung Ijen Dibatasi Radius 1 Km

Batas pendakian Gunung Ijen di radius satu kilometer itu sesuai dengan rekomendasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).

oleh Liputan6 diperbarui 12 Mar 2017, 22:17 WIB
Diterbitkan 12 Mar 2017, 22:17 WIB
Kawah Ijen
Keindahan Gunung Ijen yang menjadi primadona wisatawan.

Liputan6.com, Banyuwangi - Pendakian ke kawah Gunung Ijen yang memiliki ketinggian 2.386 meter dari permukaan laut di perbatasan Kabupaten Banyuwangi dan Bondowoso, Jawa Timur dibatasi hingga radius satu kilometer dari danau kawah.

"Penutupan jalur pendakian Gunung hanya berlangsung selama 24 jam, yakni pada 5 Maret pukul 03.00 WIB hingga 6 Maret pukul 03.00 WIB, sehingga saat ini kunjungan ke kawah Ijen sudah dibuka dan kembali normal," kata Kepala Seksi Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Wilayah V Banyuwangi Sumpena di Banyuwangi, Minggu.

Kunjungan wisatawan dan penambang belerang ke kawah Gunung Ijen sempat ditutup pada Minggu 5 Maret 2017 karena suhu danau air kawah meningkat dan mengeluarkan gas beracun, sehingga wisatawan dan penambang belerang dilarang melakukan aktivitas pendakian di gunung yang memiliki danau kawah terbesar di dunia itu.

Menurut dia, seperti dikutip dari Antara, pihak pengelola taman wisata alam Gunung Ijen melarang pendakian pada malam hari. Pihak BKSDA membuka kunjungan wisatawan mulai pukul 03.00 WIB dengan radius satu kilometer.

"Batas pendakian radius satu kilometer itu sesuai dengan rekomendasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melalui Pos Pengamatan Gunung Api Ijen yang berada di Kecamatan Licin, Kabupaten Banyuwangi," tuturnya.

Untuk mengantisipasi nekatnya wisatawan yang menerobos naik ke danau kawah, lanjut dia, petugas BKSDA memberikan informasi langsung kepada wisatawan dan memasang imbauan terkait dengan batas rekomendasi jalur pendakian ke Gunung Ijen hingga radius satu kilometer.

"Meskipun Gunung Ijen sempat mengeluarkan gas beracun dan ditutup selama sehari, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara sepekan terakhir masih stabil, sedangkan kunjungan wisatawan domestik menurun," ujarnya menambahkan.

Selain wisatawan, para penambang belerang juga dilarang melakukan penambangan pada malam hari karena penutupan aktivitas pendakian dan penambangan tersebut dilakukan demi keselamatan para pendaki dan penambang belerang.

Sementara salah seorang wisatawan domestik Agus mengatakan penutupan pendakian pada malam hari, menyebabkan para pendaki tidak bisa menikmati fenomena api biru (blue fire) Kawah Gunung Ijen.

"Biasanya para pendaki berburu blue fire karena fenomena itu menjadi andalan dan daya tarik tersendiri bagi wisatawan asing dan domestik ke gunung yang memiliki ketinggian 2.386 mdpl itu," kata pecinta alam asal Kabupaten Jember.

Taman Wisata Alam Gunung Ijen masuk dalam wilayah cagar alam dengan luas 2.560 hektare yang memiliki danau yang besar berwarna hijau kebiruan dengan kabut dan asap belerang yang memesona.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya