Jokowi: Jangan Campur Aduk Politik dengan Agama

Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta persoalan politik dan agama dipisahkan agar tidak terjadi gesekan antarumat di Indonesia.

oleh Djibril Muhammad diperbarui 24 Mar 2017, 20:06 WIB
Diterbitkan 24 Mar 2017, 20:06 WIB
Jokowi
Presiden Jokowi berziarah ke Pemakaman Mahligai Barus, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara. (Ahmad Romadoni/Liputan6.com)

Liputan6.com, Sibolga - Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta persoalan politik dan agama dipisahkan. Hal tersebut, dikatakan Jokowi, agar tidak terjadi gesekan antarumat di Indonesia.

"Memang gesekan kecil-kecil kita ini karena Pilkada. Benar enggak. Karena pilgub, pilihan bupati, pilihan wali kota, inilah yang harus kita hindarkan," kata Presiden saat meresmikan Tugu Titik Nol Peradaban Islam Nusantara di Kecamatan Barus, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, Jumat (24/3/2017), seperti dikutip dari Antara.

Untuk itu, Presiden meminta tidak mencampuradukan antara politik dan agama, "Di pisah betul, sehingga rakyat tahu mana yang agama, mana yang politik," kata dia.

Jokowi berpesan agar tidak terjadi antara suku, apalagi antara agama, ada pertikaian dan gesekan. Sebab, menurutnya, Indonesia memiliki banyak agama, banyak suku dan bahasa lokal yang mencapai 1.100 bahasa.

"Saya hanya ingin titip ini mumpung pas di Sumatera Utara, ingin mengingatkan semuanya bahwa bangsa kita terdiri dari macam-macam suku dan agama, bermacam-macam ras," ungkap Jokowi.

Presiden menyebut ada ada 714 suku, berbeda dengan negara lain yang hanya satu, dua, hingga tiga suku.

"Suku yang saya ingat, suku Gayo, suku Batak, Suku Sasak, suku Minang, Suku Dayak, suku Jawa, Suku Sunda, Suku Betawi, yang paling ujung timur suku Asmat, suku bugis, dan yang lain-lainnya," kata Jokowi.

Presiden juga mengharapkan para pemuka agama untuk mengingatkan para umatnya tentang keragaman. Mengingat, keberagaman harus dirawat agar tidak menimbulkan perpecahan.

"Para ulama agar disebarkan, diingatkan, dipahamkan pada kita semua, bahwa kita ini memang beragam, anugerah yang diberikan Allah bahwa kita beragam," tegas dia.

Presiden mengatakan jika perbedaan bisa dirawat, bisa dipersatukan akan dapat menjadi kekuatan besar.

"Ini ada sebuah kekuatan besar, sebuah potensi besar, tetapi kalau kita tidak bisa menjaga dan merawat ada gesekan, ada pertikaian. Itulah yang harusnya yang awal-awalnya kita ingatkan," harap Jokowi.

Tag Terkait

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya