Cerita Korban Selamat Kecelakaan Maut Ciloto

Bus Pariwisata Kitrans menabrak 8 kendaraan di Ciloto, Kecamatan Cipanas, Cianjur. Akibatnya, 11 orang tewas dan belasan orang luka.

oleh Achmad Sudarno diperbarui 01 Mei 2017, 18:18 WIB
Diterbitkan 01 Mei 2017, 18:18 WIB
Kecelakaan Maut Puncak
Kecelakaan maut di Puncak Ciloto diduga akibat rem bus blong. (Liputan6.com/Achmad Sudarno)

Liputan6.com, Ciloto - Qodri terus mengucap syukur. Sebab, dia selamat dari kecelakaan maut di Ciloto, Kecamatan Cipanas, Kabapaten Cianjur, Jawa Barat. Namun, dia masih terguncang atas kecelakaan yang menewaskan 11 orang itu.

Suasana ceria berubah menjadi tegang setelah sopir Bus Pariwisata Kitrans memberitahu penumpang bahwa rem blong, usai melewati Rumah Makan Bumi Aki Puncak.

"Remnya blong, remnya blong," kata Qodri meniru teriakan sopir, Ciloto, Minggu, 30 April 2017, sore.

Kecepatan bus semakin tidak terkendali saat di jalan menurun. Sebanyak 34 penumpang bus pun panik dan berteriak.

"Sopir sempat ngerem pakai rem tangan, tapi tetep enggak bisa," ungkap Qodri.

Bus Kitrans bernomor polisi B 7057 BGA ini oleng ke kanan lalu menabrak angkot serta pikap yang ada di lajur kanan.

Tak sampai di situ, bus kembali menghantam empat sepeda motor dan dua minibus. Bus terus bergerak hingga menyeret dua mobil tersebut ke arah warung milik Barna.

Warung semi permanen itu pun rata dengan tanah. Sedangkan bus terus melaju dan masuk ke perkebunan sayuran bersama dua minibus dan beberapa sepeda motor. Suara keras terdengar dari bagian depan bus. Bus pun berhenti.

Korban selamat kecelakaan maut Ciloto dirawat di rumah sakit

Qodri tidak sadar bahwa bus yang ditumpangi saat itu sudah terperosok ke jurang dalam posisi terbalik. Tubuh pria berusia 38 tahun ini terpelanting ke kursi bus paling depan. Padahal, tempat duduk Qodri sebelumnya berada di urutan ketiga dari belakang.

Belum sempat berdiri, satu per satu penumpang lain menindih badannya. Jatuh terpental di posisi yang sama dengan Qodri.

Wawan Setyawan (39), penumpang lainnya, hanya pasrah. Ia sempat terjepit tetapi masih dalam kondisi sadar. Di posisi terjepit, ia dan beberapa penumpang lainnya berusaha keluar melalui jendela bus yang pecah.

"Yang terlihat jelas saat itu atap bus ada di bawah. Saya lihat kaca pecah. Dari situ saya keluar," ungkap dia.

Wawan tidak merasakan kakinya terluka saat dituntun warga dan petugas dari bawah jurang hingga ke tepi jalan, meski jaraknya cukup jauh. Namun, tak lama dia dan rombongan dibawa ke RS Cimacan.

"Baru tersadar tangan dan kaki saya lecet," ucap dia.

Karena tidak terluka parah, Wawan hanya duduk di lobi rumah sakit tersebut. Dia terus berupaya menenangkan diri.

Bus pariwisata kecelakaan di Ciloto, Puncak, Jawa Barat. (Liputan6.com/Achmad Sudarno)

Menurut Wawan, penumpang bus Kitrans merupakan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Mereka hendak menginap di vila di kawasan Cibodas usai Pilkada DKI Jakarta 2017.

"Ada 100 orang yang ikut. Kita pakai dua bus. Bus satu lagi sudah tiba duluan," ungkap anggota KPPS 36 ini.

Korban luka ringan memang tidak butuh perawatan intensif. Minggu malam mereka dijemput keluarganya di RS Cimacan untuk kembali pulang ke rumah masing-masing.

Sebagai informasi, 11 orang tewas dan belasan orang luka akibat Bus Pariwisata Kitrans menabrak delapan kendaraan di Ciloto, Kecamatan Cipanas, Cianjur.

Ke-11 korban tewas adalah Martin (38), Suyono (50), Jajang (54), Sudinar (60), Suyatna (35), Wagirun (60), Mimi (32), Yoyo Yohanes  (45), Willy Candra (30), Siti Masitoh (48), dan Mamat (50).

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya