Aliran Keluar Modal Asing di SRBI, SBN dan Saham Pekan Ini Capai Rp 24 Triliun

Pada hari ini, nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan hari ini di Jakarta menguat sebesar 28 poin atau 0,16 persen menjadi Rp16.796 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.823 per dolar AS.

oleh Arthur Gideon Diperbarui 11 Apr 2025, 21:30 WIB
Diterbitkan 11 Apr 2025, 21:30 WIB
20161109- Donald Trump Unggul Rupiah Terpuruk-Jakarta-Angga Yuniar
Petugas menunjukkan mata uang dolar dan mata uang rupiah di penukaran uang di Jakarta, Rabu (9/11). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada saat jeda siang ini kian terpuruk di zona merah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai tukar rupiah. Pada pekan kedua April 2025, investor asing melakukan aksi jual di SRBI, SBN dan saham.

Direktur Eksekutif Bank Indonesia Ramdan Denny Prakoso menjelaskan, secara agregat aliran modal asing atau oleh Bank Indonesia disebut sebagai nonresiden tercatat jual neto Rp 24,04 triliun.

"Akumulasi jual neto tersebut didorong jual neto di pasar SRBI, SBN dan saham masing-masing sebesar Rp 10,47 triliun, Rp 7,84 triliun dan Rp 5,73 triliun," jelas dia dalam keterangan tertulis, Jumat (11/4/2025).

Sedangkan untuk aliran neto asing sepanjang tahun 2025 (ytd), berdasarkan data setelmen sampai dengan 10 April 2025, tercatat investor asing masih membukukan beli neto Rp 7,11 triliun di SRBI dan Rp 13,05 triliun di pasar SBN.

"Sementara itu, jual neto Rp 32,48 triliun di saham," tambah dia.

Untuk Premi CDS Indonesia 5 tahun per 10 April 2025 113,35 bps, naik dibandingkan dengan 4 April 2025 sebesar 105,75 bps.

Pada hari ini, nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan hari ini di Jakarta menguat sebesar 28 poin atau 0,16 persen menjadi Rp16.796 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.823 per dolar AS.

Adapun kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada hari ini justru melemah ke level Rp16.805 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.779 per dolar AS.

Dolar AS Turun ke Level Terendah Sejak Juli 2023, Rupiah Menguat

20150812-Rupiah-Anjlok
Petugas memperlihatkan uang pecahan US$100 dan rupiah di pusat penukaran uang, Jakarta, , Rabu (12/8/2015). Reshuffle kabinet pemerintahan Jokowi-JK, nilai Rupiah terahadap Dollar AS hingga siang ini menembus Rp 13.849. (Liputan6.com/Johan Tallo)... Selengkapnya

Nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan perdagangan hari Jumat 11 April 2025, pagi. Kurs rupiah menguat sebesar 18 poin atau 0,11 persen menjadi 16.805 per dolar AS dari sebelumnya 16.823 per dolar AS.

Analis Doo Financial Futures Lukman Leong mengatakan nilai tukar (kurs) rupiah berpotensi menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS), yang anjlok ke level terendah sejak Juli 2023.

"Rupiah berpotensi menguat terhadap dolar AS yang anjlok ke level terendah dalam sejak Juli 2023 oleh kekhawatiran resesi di AS dari perang dagang eskalasi tarif AS-China," ucapnya dikutip dari Antara, Jumat (11/4/2025).

Presiden AS Donald Trump telah menegaskan tarif impor AS terhadap China menjadi 145 persen dari sebelumnya 125 persen.

Pada awalnya, Trump menaikkan tarif impor ke China menjadi sebesar 104 persen, yang dibalas oleh Presiden China Xi Jinping dengan total penetapan tarif impor sebesar 84 persen terhadap produk AS.

Kemudian, pada Rabu (10/4/2025), AS kembali menaikkan tarif impor dari China menjadi sebesar 125 persen di tengah penundaan tarif resiprokal terhadap berbagai negara.

Memasuki Kamis (11/4/2025), Trump merevisi tarif impor ke China menjadi 145 persen, yang merupakan batas bawah atau masih berpotensi meningkat ke depan.

Adanya perang tarif meningkatkan kekhawatiran resesi di AS dengan perkiraan 65 persen dari Goldman Sachs dan JP Morgan 60 persen.

 

Pemangkasan Suku Bunga

Dolar AS juga tertekan peningkatan prospek pemangkasan suku bunga oleh The Fed yang menyusul data inflasi bulanan AS tercatat menurun dari sebelumnya 0,2 persen month to month (mtm) menjadi minus 0,1 persen (mtm). Begitu pula dengan inflasi tahunan yang turun dari sebelumnya 2,8 persen year on year (yoy) menjadi 2.4 persen (yoy).

Berdasarkan polling CME FedWatch, lebih dari 50 persen menduga The Fed akan melakukan pemangkasan suku bunga sebesar 75-100 basis points (bps).

"Namun, penguatan (rupiah) diperkirakan akan terbatas di tengah sentimen risk off di pasar ekuitas," ujar Lukman.

Mengacu berbagai faktor tersebut, kurs rupiah diperkirakan berkisar 16.700-16.900 per dolar AS.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya