Liputan6.com, Jakarta - Menteri Hukum dan Ham (Menkumham) Yasonna H Laoly menyampaikan bahwa perlakuan petugas Rutan Klas IIB Sialang Bungkuk, Pekanbaru, Riau terhadap para narapidana sangat di luar batas. Sebab itu, wajar saja ratusan napi tersebut nekat kabur.
"Yang di sana (para napi) wajar dia lari. Orang wajar melepaskan diri dari neraka. Sudah tidak kuat, tidak tahan. Kalau harus bayar Rp 100 juta bisa, mending bayar," tukas Yasonna di Gedung Pengayoman Kemenkumham, Jalan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (10/5/2017).
Yasonna menyebut, para narapidana Rutan Pekanbaru mengadukan banyak hal saat kunjungannya pada Minggu 7 Mei 2017 lalu. Mulai dari adanya praktik pungli dengan dalih kelebihan kapasitas hingga pelayanan makan yang tidak manusiawi.
Advertisement
Oknum petugas di sana, jelas dia, bermain dengan menjejalkan narapidana ke dalam satu ruangan hingga penuh sesak. Jika ingin mendapatkan sel yang lebih lega, mereka harus membayar sekitar Rp 1 juta. Juga adanya bentuk pemerasan dengan meminta uang dari fasilitas lain hingga bisa mencapai Rp 2 juta.
"Itu yang bikin saya marah. Makan itu seperti ngasih makan anjing di bawah gitu. Ini zaman sudah 70 tahun merdeka," ujar dia.
Yasonna pun meminta Kapolda Riau mengusut tuntas praktik tersebut. Dia bahkan berharap oknum petugas itu diseret untuk juga merasakan perihnya berada di dalam jeruji besi.
"Persoalan yang di Rutan Pekanbaru bukan soal pelariannya saja. Dari pelarian itu ada sesuatu yang sangat bobrok dalam sistem kita," kata dia.
"Oleh karena itu, manusia seperti itu harus dipecat! Minta Pak Kapoda pastikan dia masuk (penjara). Cari unsurnya," tegas Yasonna.