Djarot: Simpang Susun Semanggi Mahal Pernah Bikin Ahok Marah

Ahok menilai biaya pembangunannya terlalu mahal, dia pun meminta pemprov menghitung ulang. Berikut cerita selengkapnya.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 28 Jul 2017, 15:28 WIB
Diterbitkan 28 Jul 2017, 15:28 WIB
Simpang Susun Semanggi-Jakarta-Angga Yuniar-20170426
Pemandangan Simpang Susun Semanggi pada sore hari, Jakarta, Rabu (26/4). Diperkirakan jalan layang Simpang Semanggi bisa rampung pada Juli 2017 sehingga bisa beroperasi pada 17 Agustus 2017 (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Pembangunan proyek Semanggi interchange atau lebih dikenal Simpang Susun Semanggi sudah rampung. Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengungkap ada sisa uang sekitar Rp 200 miliar dari keseluruhan anggaran Rp 500 miliar lebih untuk proyek Simpang Susun Semanggi ini.

"Ada sisa (dana pembangunan Simpang Susun Semanggi), ada Rp 200 M lebih sedikitlah," ujar Djarot di Balai Kota Jakarta, Jumat (28/7/2017).

Menurut dia, sisa uang tersebut akan digunakan untuk membuat trotoar dan ducting di sekitar Simpang Susun Semanggi. Hal tersebut, kata dia, juga sudah disampaikan ke Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta Saefullah dan sudah ditandatangani.

Djarot menuturkan, mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sempat marah saat proses pembangunan Simpang Susun Semanggi ini. Pasalnya, Ahok menilai biaya pembangunannya terlalu mahal. Saat itu, swasta berkewajiban menyetor dana hampir Rp 600 miliar untuk pembangunan tersebut.

"Maka Pak Ahok marah, suruh hitung ulang, tunjuk yang bagus, dan setelah dihitung ulang abis Rp 360 miliar. Artinya, kita punya sisa banyak untuk memperbaiki trotoar dan ducting yang menghubungkan sekitar lokasi itu dari Benhil dan sampai Patung Kuda, Bundaran HI. Agar wajah Jakarta betul bagus, bukan Simpang Susun Semanggi saja," tegas Djarot.

Sebelumnya, mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menjelaskan, pemenang tender proyek Simpang Susun Semanggi adalah perusahaan pelat merah PT Wijaya Karya (Tbk).

"Pembiayaannya pengembang asal Jepang, Mori Building Company," kata Ahok, Kamis, 31 Maret 2016.

Proyek yang digarap pada awal Maret 2016 itu, diharapkan dapat mengurai kemacetan 30-40 persen. Simpang Susun Semanggi ini memiliki panjang 796 meter di ramp 1 dan 826 meter untuk ramp 2, sementara lebar jalan 8 meter dengan dua lajur.

Nantinya, jembatan ini akan menghubungkan kendaraan yang melaju dari Grogol ke Senayan dan dari arah Sudirman ke Cawang. Ahok pun menyebut jumlah anggaran dari pembangunan proyek Simpang Susun Semanggi yang lebih irit.

"Anggarannya dulu kami hitung-hitung sekitar Rp 500 miliar, tapi ternyata pas lelang anggarannya hanya Rp 200 miliar. Sisa uangnya mau buat kami bangun ducting di Sudirman-Thamrin," tandas Ahok.

 

Saksikan video berikut ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya