Yakuza Jepang Klaim Akhiri Perang dengan Saingan, Janji Tak Akan Timbulkan Masalah Lagi

Tiga anggota senior Yamaguchi-gumi mengunjungi markas besar polisi Prefektur Hyogo Jepang dan menyampaikan surat kepada petugas yang berjanji untuk "mengakhiri semua pertikaian internal" dan "tidak akan pernah menimbulkan masalah".

oleh Tanti Yulianingsih Diperbarui 11 Apr 2025, 16:07 WIB
Diterbitkan 11 Apr 2025, 16:07 WIB
Menguak Dunia Bawah Tanah Yakuza
Menguak Dunia Bawah Tanah Yakuza (AFP)... Selengkapnya

Liputan6.com, Tokyo - Kelompok kriminal Yakuza terbesar di Jepang berjanji untuk mengakhiri perang geng yang telah berlangsung selama satu dekade.

"Sindikat kejahatan yakuza terbesar di Jepang telah berjanji untuk mengakhiri perang yang telah berlangsung lama dengan faksi saingannya dan menahan diri untuk tidak menimbulkan masalah," kata pihak berwenang seperti dikutip dari CNN, Jumat (11/4/2025).

Kelompok-kelompok seperti mafia tersebut disebut berjuang melawan penurunan jumlah anggota dan meningkatnya tindakan keras polisi.

Tiga anggota senior Yamaguchi-gumi mengunjungi markas besar polisi Prefektur Hyogo pada hari Senin (7/4) dan menyampaikan surat kepada petugas yang berjanji untuk "mengakhiri semua pertikaian internal" dan "tidak akan pernah menimbulkan masalah," kata polisi kepada CNN.

Yamaguchi-gumi, salah satu geng kriminal terbesar dan terkaya di dunia, telah terlibat dalam perseteruan berdarah dengan kelompok-kelompok sempalan sejak tahun 2015, ketika lebih dari selusin faksi memisahkan diri untuk membentuk Kobe Yamaguchi-gumi.

Sejak itu, meningkatnya kekerasan antara dua organisasi kejahatan yang bertikai tersebut telah menyebabkan gangster yang bersaing ditembak mati atau ditikam dalam lusinan insiden, menurut polisi.

Konflik bersenjata, yang sering meletus di jalan-jalan umum di kota-kota di Jepang bagian tengah dan barat, telah memberikan tekanan kepada pihak berwenang untuk memperketat pembatasan terhadap geng-geng tersebut.

"Yakuza" adalah istilah umum untuk kelompok kejahatan terorganisasi Jepang, yang berada di wilayah abu-abu di negara tersebut. Meskipun mereka tidak dilarang, kelompok-kelompok tersebut diatur dan dipantau oleh pihak berwenang.

Pada tahun 2020, polisi secara resmi menetapkan Yamaguchi-gumi dan kelompok sempalannya sebagai geng yang sedang berperang - yang memberikan petugas kemampuan untuk meningkatkan pengawasan, membatasi aktivitas mereka, termasuk melarang penggunaan kantor mereka dan kemampuan untuk mengumpulkan dana.

"Konflik mereka menjadi serius dan tidak dapat diprediksi," kata Badan Kepolisian Nasional pada tahun 2021. Dalam lima tahun terakhir, polisi juga telah menempatkan beberapa geng lain di bawah pengawasan ketat.

Tidak jelas apakah kelompok saingannya, Kobe Yamaguchi-gumi, telah menanggapi janji gencatan senjata. Polisi mengatakan mereka akan "memantau dengan cermat pergerakan kedua kelompok" karena deklarasi untuk mengakhiri perang wilayah tersebut mungkin bersifat sepihak.

 

Jumlah Keanggotaan Yakuza Terus Menurun

Bos Yakuza-Shigeharu Shirai
Ilustrasi Yakuza. (AP Photo)... Selengkapnya

Keanggotaan kelompok yakuza di seluruh Jepang telah menurun selama beberapa dekade terakhir. Pada tahun 2024, jumlah anggota sindikat kejahatan terorganisasi mencapai 18.800, mencapai rekor terendah dan turun di bawah 20.000 untuk pertama kalinya, menurut data kepolisian.

Angka resmi tersebut menunjukkan jumlah anggota aktif geng Yamaguchi-gumi telah berkurang hampir setengahnya sejak 2014 - turun dari 6.000 saat itu menjadi hanya 3.300 pada akhir tahun lalu. Kobe Yamaguchi-gumi memiliki sekitar 120 anggota tahun lalu.

Namun, seiring dengan menurunnya keanggotaan yakuza, otoritas Jepang berhadapan dengan fenomena kriminal baru: "tokuryu."

Geng-geng anonim ini tidak berafiliasi dengan keluarga yakuza, beroperasi secara individu atau dalam kelompok ad hoc. Sekitar 10.000 anggota geng tokuryu diselidiki tahun lalu, dan polisi menghubungkan mereka dengan perampokan disertai kekerasan di Tokyo, dan skema penipuan yang melibatkan penipuan romansa dan investasi di media sosial.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya