Kurangi Porsi Garam, Perajin Ikan Kering Gagal Produksi

Kenaikan harga garam yang berlangsung tiga kali dalam sepekan terakhir membuat pedagang tahu perlu menyiasati agar mereka tetap berproduksi.

oleh Maria Flora diperbarui 28 Jul 2017, 17:48 WIB
Diterbitkan 28 Jul 2017, 17:48 WIB

Liputan6.com, Sumedang - Harga garam yang mahal dan langka kini berdampak pada pelaku usaha kecil. Di Sumedang, Jawa Barat, perajin tahu di Tanjungsari harus mengurangi produksinya dan menaikkan harga jual. 

Seperti ditayangkan Liputan6 Petang SCTV, Jumat (28/7/2017), ini dilakukan karena garam sebagai salah satu komponen bahan mengalami kenaikan harga hingga empat kali lipat dari sebelumnya yang hanya Rp 1.000 per kilogram.

Meski bukan komponen utama, kenaikan harga garam yang sudah berlangsung tiga kali dalam sepekan terakhir ini membuat para pedagang perlu menyiasati agar mereka tetap berproduksi.

Sementara itu, sudah hampir sepekan, perajin ikan kering di Takatidung, Polewali Mandar mengalami gagal produksi. Ikan kering yang mereka jemur banyak yang membusuk karena mengurangi porsi garam.

Selain langka di pasaran, kenaikan harga garam juga sudah tidak terjangkau, yakni mencapai empat kali lipat dari sebelumnya.

Tak hanya kenaikan harga garam yang harus dihadapi, harga ikan kering saat ini juga turun, sehingga sulit untuk menaikkan harga. Hasilnya, produksi pun terpaksa diturunkan agar usaha tetap berjalan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya