Harga Garam Meroket, Pembeli Pasrah

Langkanya pasokan garam membuat harga salah satu bahan pokok tersebut melonjak. Pembeli pun hanya bisa pasrah.

oleh Galuh Garmabrata diperbarui 01 Agu 2017, 07:38 WIB
Diterbitkan 01 Agu 2017, 07:38 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Harga garam di pasar tradisional maupun modern masih meroket. Meski harganya melonjak hingga dua kali lipat, pembeli tetap memburu garam yang merupakan salah satu bumbu dapur yang utama.

Seperti ditayangkan Liputan6 Pagi SCTV, Selasa (1/8/2017), di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, garam yodium konsumsi rumah tangga hanya bisa ditemui di sejumlah pedagang. Padahal biasanya, hampir seluruh pedagang sembako di pasar ini menjajakan garam. Kondisi seperti ini diakui pedagang telah berlangsung selama sebulan terakhir.

Bila ada pun, stoknya sudah menipis. Sebagian merupakan stok sisa sejak Lebaran. Beberapa jenis bahkan sudah menghilang dari pasaran. Pasokan yang mandek ini pun membuat harga garam semakin melonjak.

Kondisi yang sama juga terjadi di Pasar Modern Santa. Beberapa pedagang mengaku kelimpungan mencari stok garam untuk dijual kembali.

Sementara, meski mengeluhkan harga yang tinggi, para pembeli cenderung pasrah. Sebagai salah satu bumbu dapur utama, garam tetap menjadi kebutuhan wajib meskipun artinya pembeli harus merogoh kocek lebih dalam.

Untuk mengatasi kelangkaan dan kenaikan harga garam, Kementerian Perdagangan sudah menerima rekomendasi Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk mengimpor 75.000 ton garam konsumsi. Rencananya garam impor tersebut akan mulai masuk ke Indonesia dalam minggu ini.

Sebelumnya Kementerian Kelautan dan Perikanan menyatakan, kelangkaan garam di pasaran terjadi karena cuaca buruk yang membuat petani garam gagal panen.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya