Melihat Upacara Bendera di Tengah Lumpur dan Banjir di Kaltim

Hujan yang turun sejak malam sebelumnya membuat lapangan tempat berlangsungnya peringataan HUT ke-72 RI becek dan berlumpur.

oleh Andrie Harianto diperbarui 18 Agu 2017, 11:24 WIB
Diterbitkan 18 Agu 2017, 11:24 WIB
Paskibra Berlumpur
Kibarkan Merah Putih di Lapangan Berlumpur, Sepatu Paskibra Copot. Foto (Aldiyansyah Mohammad Fahrurozy/Facebook)

Liputan6.com, Jakarta Momen perayaan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan ke-72 Republik Indonesia di kawasan Kalimantan Timur sedikit berbeda. Upacara pengibaran bendera dilaksanakan di tengah kubangan lumpur dan banjir.

Meski demikian, upacara tetap berjalan khidmat dan lancar. Para Paskibra tetap tegap berjalan meski sepatu dan pakaian mereka penuh lumpur.

Peristiwa mengharukan itu terjadi di Kecamatan Sebulu, Kutai Kertanegara (Kukar), Kalimantan Timur, Kamis, 17 Agustus 2017. Upacara peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan ke-72 Republik Indonesia dilakukan di tengah hujan dan lapangan becek.

Upacara tetap berjalan khidmat dan lancar meski hujan dan berlumpur. Para Paskibra tetap tegap berjalan meski sepatu dan pakaian mereka penuh lumpur.

Hujan yang turun sejak malam sebelumnya membuat lapangan tempat berlangsungnya peringatan HUT ke-72 RI becek dan berlumpur.

Kondisi serupa tetap terjadi di kala momen penurunan bendera. Lumpur yang belum kering tidak menyurutkan semangat para paskibra untuk tetap menunaikan tugas mulianya.

Ketua Panitia Peringatan HUT ke-72 RI, Abdul Khadir, mengatakan hujan yang turun sangat deras tidak menghilangkan semangat para paskibra.

Upacara tetap berjalan khidmat dan lancar meski hujan dan berlumpur. Para Paskibra tetap tegap berjalan meski sepatu dan pakaian mereka penuh lumpur.

"Ketika acara detik-detik proklamasi hendak dimulai, hujan turun cukup deras. Tapi tidak menyurutkan semangat adik-adik paskibra," kata Khadir di Kukar, Rabu, 17 Agustus 2017.

Selain di Kukar, di Samarinda upacara pengibaran bendera berlangsung di tengah kepungan banjir. Para paskibra terpaksa harus berjalan membawa bendera tanpa alas kaki. Sementara paskibra pria menggulung celana selutut.

Upacara tetap berjalan khidmat dan lancar meski hujan dan berlumpur. Para Paskibra tetap tegap berjalan meski sepatu dan pakaian mereka penuh lumpur.

 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya