Polisi Bongkar Makam Hilarius Christian

Polisi membongkar makam Hila untuk mencari sejumlah bukti dan fakta yang mengakibatkan nyawanya melayang.

oleh Achmad Sudarno diperbarui 19 Sep 2017, 11:38 WIB
Diterbitkan 19 Sep 2017, 11:38 WIB
Tim Forensik Polda Jabar dan Inafis Polresta Bogor Kota membongkar makam, Hilarius Christian Event Raharjo
Tim Forensik Polda Jabar dan Inafis Polresta Bogor Kota membongkar makam, Hilarius Christian Event Raharjo (Liputan6.com/Achmad Sudarno)

Liputan6.com, Jakarta Tim Forensik Polda Jabar dan Inafis Polresta Bogor Kota membongkar makam Hilarius Christian Event Raharjo, yang tewas karena mengalami kekerasan fisik dalam tradisi bom-boman ala gladiator pada Januari 2016 lalu.

Hila. sapaan akrab Hilarius, dimakamkan di TPU Perumda, Kelurahan Cipaku, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor.

Polisi membongkar makam Hila untuk mencari sejumlah bukti dan fakta yang mengakibatkan nyawanya melayang.

Pembongkaran makam yang dimulai sekitar pukul 08.00 WIB, Selasa (19/9/2017), dipimpin langsung Kapolresta Bogor Kota Kombes Pol Ulung Sampurna dan dihadiri oleh keluarga korban.

Garis polisi membentang dengan jarak sekitar 30-40 meter mengelilingi makam Hila.

Dari informasi yang didapat Liputan6.com, autopsi akan dilakukan di lokasi pemakaman. Bila tak memungkinkan, jasad Hila akan dibawa ke Rumah Sakit RS Bhayangkara.

Suasana TPU Perumda tampak lengang di bawah teriknya matahari. Hanya beberapa orang di luar keluarga dan petugas yang berada di sekitar tempat pemakaman.

Hingga pukul 11.00, pembongkaran masih berlangsung.

Saksikan video di bawah ini:

 

Pertarungan Ala Gladiator

Siswa SMA Budi Mulia Kota Bogor, Hilarius Christian Event Raharjo, tewas diduga lantaran mengalami kekerasan fisik dalam tradisi Bom-boman.

Anak pasangan Maria Agnes dengan Raharjo ini tewas setelah bertarung satu lawan satu dengan pelajar sekolah lain dan disaksikan oleh puluhan pelajar lainnya di Lapangan Palupuh, belakang SMAN 7 Kota Bogor.

Pertarungan ala gladiator atau bom-boman ini adalah sebuah tradisi dalam menghadapi even besar, kompetisi liga bola basket (DBL) antar pelajar.

Kasus tersebut sebenarnya terjadi pada Januari 2016. Namun pada waktu itu, kasusnya telah diselesaikan secara kekeluargaan karena keluarga pun menolak jenazah korban diautopsi. Sementara para pelaku di-drop out (DO) dari sekolah.

Namun kasus ini kembali mencuat setelah ibu korban mengunggah kasus kematian anaknya melalui sebuah akun Facebook dan ditujukan kepada Presiden Jokowi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya